Lihat ke Halaman Asli

Heznie Wulandari

Guru Sekolah Dasar

Hal Kecil dan Sederhana Ini Harus Diajarkan pada Anak

Diperbarui: 3 Januari 2024   17:11

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gambar anak salim pada orang tua (sumber:istock)

Sebagai orang tua, orang dewasa, guru sebagai stakeholder pendidikan, kita tentu perlu memahami dengan baik tentang pertumbuhan dan perkembangan anak agar dapat mengatasi masalah pendidikan dan pembelajaran  yang terjadi selama pembelajaran berlangsung, ataupun masalah pergaulan dan lingkungannya kelak.

Setiap orang berkembang dengan karakteristik tersendiri, namun sebagian perubahan-perubahan yang terjadi  pada diri seseorang merupakan bagian dari pertumbuhan dan perkembangannya. Seifert dan Haffnung membedakan tiga tipe (domain) perkembangan, yaitu perkembangan fisik, yaitu perkembangan seseorang yang mencakup pertumbuhan biologisnya. Misalnya pertumbuhan otak, otot, tulang, serta penuaan dengan berkurangnya ketajaman mata dalam melihat dan berkurangnya kekuatan otot. Yang kedua adalah perkembangan kognitif, yaitu perkembangan seseorang yang mencakup perubahan-perubahan dalam cara berpikir, kemampuan berbahasa yang terjadi melalui proses belajar. Yang terakhir adalah perkembangan psikososial, yaitu perkembangan seseorang yang berkaitan dengan perubahan-perubahan emosi dan identitas pribadi individu, yaitu bagaimana seseorang berhubungan dengan keluarga, teman-teman dan guru-gurunya.

Anak merupakan aset, pewaris dan generasi penerus bangsa. Kita sebagai orang tua maupun pendidik harus menanamkan nilai-nilai dan norma-norma yang berlaku di negara kita. Yakni norma agama, norma kesopanan , norma kesusilaan, dan norma hukum. Hal-hal dasar tersebut bisa kita ajarkan kepada anak atau peserta didik karena masa usia sekolah adalah periode yang sangat menentukan kualitas seorang manusia dewasanya nanti.  

Lalu Hal Dasar Apa Yang Harus di Ajarkan Pada Anak?

  •  Menghormati Orang Yang Lebih Tua dan Menyayangi Yang Lebih Muda

Mengajarkan anak untuk menghormati orang yang lebih tua dan menyayangi yang lebih muda bisa kita ajarkan dengan cara memberitahukan bahwa orang yang lebih tua adalah orang yang usianya jauh lebih tua darinya harus kita hormati. Baik di sekolah maupun di rumah. Bila di rumah anak berhadapan dengan orang tua, paman, bibi, kakek, nenek, kakak dan tetangga yang usianya lebih tua. Bila di sekolah anak berhadapan dengan guru, kepala sekolah, penjaga sekolah, dan kakak kelas. Cara mengajarkan anak pada poin ini adalah dengan cara mencium tangan mereka, mendengarkan ketika mereka berbicara, menasehati, dan menjawab dengan kalmat yang baik ketika memang diperlukan untuk menjawab. Pun menyayangi yang lebih muda, kita bisa mengajarkan pada anak bahwa orang yang usianya lebih muda darinya adalah adik, harus disayang, tidak boleh menyakiti karena mereka jauh lebih muda.

Ketika kita mengajarkan hal demikian pada anak sejak dini, kasus perundungan yang belakangan marak terjadi di sekolah dapat diminimalisir bahkan bisa tidak terjadi karena mereka saling menghormati dan menyayangi.

  • Bersikap Jujur

Bersikap jujur artinya mengajarkan anak untuk memilih tidak berkata bohong, mencuri, berbuat curang, atau menipu dengan cara apapun. Kita mengajarkan anak untuk bersikap jujur agar anak mendapatkan kepercayaan dari orang lain. Sebagai orang tua kita pun harus mencontohkan sikap jujur, karena anak adalah peniru ulung. Ia akan mencontoh apa yang ia lihat. Contohnya kita mengajarkan anak untuk menepati janji. Artinya ketika kita berjanji kita harus menepatinya.  

  • Menaati Peraturan

Orang tua hendaknya membuat peraturan di rumah. Membuat peraturan sangat penting dilakukan oleh orang tua, karena jika tidak ada peraturan sulit untuk mengajarkan disiplin pada anak. Ajarkan anak untuk menaati peraturan. Baik di sekolah, rumah ataupun lingkungan tempat anak biasa menghabiskan waktu. Peraturan akan membuat anak menjadi orang yang disiplin dan bertanggung jawab akan hal yang akan dlakukannya.   Mengajarkan anak menaati peraturan adalah dengan mencontohkannya. Misalnya dengan bangun pagi tepat waktu. Dengan orang tua mencontohkan hal-hal sederhana dan konsisten serta disiplin, anak akan menaati dan terbiasa melakukannya.

  • Mengucapkan Kata-Kata Ajaib (permisi, maaf, tolong, terima kasih)

Mengucapkan kata permisi, maaf, tolong dan terima kasih tidak akan membuat kita rendah. Ajarkan pada anak untuk mengucapkan empat kata ajaib tersebut karena kata-kata tersebut akan menumbuhkan sikap sopan santun anak terhadap orang lain. Ajarkan anak untuk mengucapkan permisi ketika akan mengambil benda yang berada di dekat orang lain, melewati orang yang sedang duduk, atau hendak memotong jalan.

Mengajarkan kata maaf ketika anak melakukan kesalahan dan ketika sudah menyita perhatian orang lain. Meminta maaf juga mengajarkan anak mengakui kesalahan, sehingga ketika anak mengakui kesalahan, ada upayanya untuk memperbaiki kesalahannya.

Kemudian ajarkan pada anak untuk mengucapkan kata tolong ketika ia akan meminta bantuan kepada orang lain. Mengucapkan kata tolong juga bentuk menghargai dan memotivasi orang yang kita mintai bantuan untuk melakukan hal yang kita butuhkan. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline