Tahun baru sudah di depan mata. Berbagai macam rencana pasti sudah dibuat untuk memeriahkan momen pergantian tahun. Bagi sebagian orang, momen tahun baru adalah momen spesial karena banyak agenda dan kegiatan yang bisa dilakukan bersama teman ataupun keluarga. Ada yang berencana liburan dengan stay cation di hotel atau di vila, ada yang barbaque, atau sekadar jalan-jalan melihat kembang api dan petasan.
Selain merencanakan kegiatan untuk acara malam tahun baru, kegiatan yang tidak kalah penting menjelang akhir tahun bagi sebagian orang adalah membuat resolusi untuk tahun yang akan datang. Jumlah resolusinya pun beragam, dan isi resolusi biasanya merupakan pengharapan untuk dapat lebih baik dari tahun sebelumnya.
Budaya menuliskan resolusi pada pergantian tahun saya ketahui dari majalah yang saya baca saat remaja dulu, dan semakin populer saat ini tidak dipungkiri karena pengaruh media sosial. Semua orang berlomba-lomba menuliskan resolusi dan memamerkannya di sosial media. Resolusi menjadi sebuah ajang pembuktian. Oleh karenanya bagi sebagian orang melewatkan tahun baru tanpa menyusun resolusi rasanya kurang lengkap.
Apa sih resolusi itu?
Menurut KBBI, resolusi adalah suatu putusan atau kebulatan pendapat yang berupa tuntutan atau permintaan (dalam sebuah rapat atau musyawarah). Resolusi juga diartikan sebagai pernyataan tertulis yang berisi tuntutan tentang suatu hal. Sementara di kalangan masyarakat resolusi umumnya merupakan susunan atau daftar yang ingin dicapai oleh seseorang ditahun yang yang akan datang yang ditulis menjelang malam pergantian tahun.
Resolusi tahun baru adalah sebuah tradisi yang memberikan kita kesempatan untuk merencanakan perubahan positif dalam hidupnya. Ketika seseorang memiliki resolusi, berarti ia memiliki target yang harus dicapai. Dan ketika ingin mencapai tujuannya ia pun dituntut untuk berusaha keras mewujudkan resolusinya. Dan kunci dalam mewujudkan resolusi adalah komitmen dalam upaya mewujudkannya.
Bolehkah tahun baru tanpa resolusi?
Sejujurnya, saya adalah salah satu orang yang tidak pernah membuat resolusi tiap jelang pergantian tahun. Bukan karena tidak mempunyai pengharapan di tahun yang akan datang, tentu saja saya mempunyai pengharapan bahkan banyak sekali. Namun saya lebih senang menyebutkannya dalam tiap doa saja.
Resolusi tahun baru bagi saya adalah hal yang penting dan tidak penting. Mengapa demikian? Sebenarnya tanpa membuat resolusi tahun baru sekalipun, saya tetap mempunyai harapan dan goal yang harus saya wujudkan pada tahun yang akan datang, hanya saja saya tidak menargetkan kapan harus terwujudnya harapan saya tersebut. Saya lebih senang menjalaninya dengan santai tanpa beban. Saya tidak ingin terbebani dengan resolusi tahun baru yang saya buat. Resolusi adalah komitmen terhadap diri sendiri untuk hidup ke arah yang lebih. Tanpa embel-embel tahun baru pun, saya khususnya pasti berkeinginan untuk hidup ke arah yang lebih baik.
Pun saat malam tahun baru. Saya salah satu orang yang cukup merayakannya dirumah. Entah kebiasaan dari kecil atau memang malas menghadapi kemacetan, saya dan suami jadi lebih senang merayakannya dirumah saja. Saat masih kecilpun tidak ada tradisi khusus di keluarga kami, bapak hanya mengajak kami keliling dengan kendaraan bermotor dan membeli jagung bakar untuk dimakan dirumah. Tidak ada pergi ke Monas menonton air mancur bergoyang, tidak ada pergi ke Ancol untuk melihat kembang api, apalagi ke Puncak untuk liburan. "Macet, kita dirumah aja, ya..". Begitu kata bapak. Selebihnya libur tahun baru saat saya kecil benar-benar ditemani film Home Alone nya Macaulay Culkin.
Lalu bagaimana dengan resolusi dan rencana tahun baru kalian?