Lihat ke Halaman Asli

Heznie Wulandari

Guru Sekolah Dasar

Waspadai Pencabulan pada Anak

Diperbarui: 24 Desember 2023   06:15

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

gambar oleh pixabay

Saat ini kekerasan seksual bukan hanya dilakukan oleh orang dewasa terhadap anak, namun juga dilakukan pada anak-anak kepada anak-anak. Tentu kenyataan seperti ini membuat kekhawatiran para orang tua, karena kekerasan seksual tidak hanya terjadi pada anak perempun, tapi juga terjadi pada anak laki-laki. Dampak yang ditimbulkan akibat kekerasan yang dilakukan tentu sangat mengkhawatirkan.  Seperti kejadian yang belum lama saya ketahui.

Kurang lebih dua bulan yang lalu saya dibuat kaget karena mendengar sendiri anak-anak dilingkungan rumah saya, W (10 tahun) melakukan sodomi terhadap F (5 tahun) saat saya menyiram tanaman, F datang menghampiri dan bertanya tentang nama-nama tanaman yang sedang saya siram. 

Kemudian W menghampiri kami, "F, kita mandi bareng lagi, yuk?". Ajak W pada F. "Gak ah, abisnya kalau mandi bareng, kamu masukin punya kamu ke bokong aku.". Jawab F. Mendengar hal itu saya langsung marah. "Siapa yang mengajarkan itu sama kamu, W". Saya  marah. "Tidak boleh seperti itu. Allah marah". Kata saya lagi. Mendengar saya marah W lari pulang.

Saya langsung menghentikan kegiatan menyiram tanaman saya. Lalu saya ajak F masuk dan menanyakan hal menjijikan yang baru saja saya dengar. Tak lupa saya merekamnya diam-diam dengan ponsel, untuk dijadikan barang bukti ketika saya mengadukan hal ini pada kedua orang tua anak-anak itu. 

Saya ajak F berbicara pelan-pelan dari hati ke hati. Saya benar-benar kaget. Lebih kaget lagi, saat F bilang ini kali kedua W melakukan hal itu padanya. Bukan hanya itu, F pun dipaksa bergantian melakukan oral, namun F tidak mau karena jijik katanya. 

Setelah itu saya memberitahukan rekaman itu pada keluarga F, orang tua F kaget, namun tidak ada reaksi lanjutan terhadap kejadian yang menimpa anaknya. Keluarga F hanya menegur W tanpa mengadukan perbuatan bejatnya itu pada keluarga W. Mereka tidak ingin ribut, begitu alasannya.

Penyebab anak melakukan pelecehan 

  • Latar belakang orangtua

Latar belakang pendidikan dan pekerjaan orangtua salah satu penyebab anak menjadi pelaku pelecehan seksual. Dari kasus di atas, orangtua W hanya lulusan sekolah dasar, pekerjaannya pun (maaf) pekerja hiburan malam. Besar kemungkinan W meniru apa yang ia lihat. Karena anak adalah cerminan orangtua.  Anak cenderung meniru perilaku orangtua karena menurut anak hal tersebut adalah normal dilakukan.

  • Kurangnya penanaman nilai-nilai moral dan agama

Orangtua yang membekali anak dengan nilai-nilai moral dan agama sejak dini akan membentuk karakter anak. Anak akan tahu mana perilaku baik, dan mana perilaku yang tidak baik.  

Diperlukan peran orang tua  dalam membentuk karakter anak-anak dengan memberikan contoh yang baik agar anak tumbuh menjadi anak dengan pribadi yang baik. Inilah mengapa pentingnya edukasi orang tua tentang nilai-nilai moral pada anak, agar anak dapat membatasi diri dari perbuatan-perbuatan yang dapat merugikan dirinya maupun orang lain.

  • Pernah menjadi korban pelecehan serupa

Anak yang pernah menjadi korbang pelecehan seksual besar kemungkinan ia akan menjadi pelaku kekerasan seksual. Hal tersebut sebut dijelaskan  melalui laman resmi WHO, salah satu penyebab seseorang melakukan  kekerasan seksual karena sebelumnya ia pernah memiliki riwayat  kekerasan seksual.

  • Kurangnya pengawasan dari orangtua atau keluarga.
Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline