Lihat ke Halaman Asli

Hanif Hakim Hermawan

Mahasiswa Universitas Jember

Mahasiswa KKN Back To Village UNEJ Membantu UMKM Kopi Dalam Menghadapi Masa Pandemi

Diperbarui: 4 September 2021   00:35

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Jember (01/09/2021) -- Desa Panti merupakan desa yang berada di kecamatan Panti, Kabupaten Jember. Sejarah Masyarakat Desa Panti. Desa ini awalnya sudah bemama Desa Panti. Hal ini disebabkan karena pada Zaman penjajahan belanda daerah ini merupakan tempat pertempuran antara rakyat pribumi dengan pasukan belanda sehingga menimbulkan banyak korban jiwa. Sehingga masyarakat Desa Panti pada waktu itu sepakat untuk memberi nama Desa ini dengan nama Desa Panti. Nama Desa Panti didasarkan dari kata " Papan Mati" yang memiliki arti Tempat Mati atau Tempat Orang Meninggal Dunia.

Desa Panti terletak di sebelah barat daya Kabupaten Jember dengan jarak ±10 km. Wilayah Desa Panti terletak pada ketinggian 0 - 1000 meter diatas permukaan laut. Desa  Panti memiliki 7 Dusun yaitu, Dusun Krajan, Dusun Krajan Selatan, Dusun Darungan, Dusun Gebang Langkap, Dusun Gebang, Dusun Prapah, Dusun Wonolangu. Kepala desa Panti saat ini adalah Bapak Suroso dan Sekretaris desa adalah Bapak Rofiqur Rahman. Mata pencaharian masyarakat mayoritas adalah petani dengan produk Padi, Jagung, Cabai, Kubis, Brokoli, kopi, dan sebagainya. Selain itu, banyak masyarakat yang berprofesi sebagai pedagang dan karyawan di perusahaan-perusahaan perkebunan.

Kegiatan pemasaran bagi sebagian pelaku UMKM tidak berjalan selama pandemi COVID-19 ini dikarenakan pangsa pasar yang sepi dan terkait dengan aturan pembatasan sosial yang diberlakukan selama pandemi sehingga para pelaku usaha harus menutup tokonya untuk sementara yang menyebabkan kegiatan pemasaran tidak berjalan secara maksimal. Selama pandemi COVID-19, sebagian besar pelaku UMKM mengalami perubahan omset yang mencapai 50-100% dan persentase penurunan order paling banyak mencapai 75-100% dari rata-rata penjualan pada kondisi normal. Di balik menurunnya pendapatan UMKM selama hampir enam bulan terakhir, namun para pelaku usaha tetap harus bertahan. Kepala Desa Panti bapak Suroso sangat mengapresiasi dan mendukung kegiatan yang dapat membuat masyarakat desa mendapatkan hal-hal positif. Kepala desa meminta untuk memberikan edukasi ke seluruh wirausaha masyarakat desa agar mereka mampu memahami bagaimana cara yang terbaik dalam melakukan perdagangan di masa pandemi namun, mengingat bahwa masih meningkatnya kasus positif di kabupaten Jember.

Salah satu prioritas pembangunan dalam Rencana Kerja Pemerintah (RKP) adalah pengembangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM). Hal ini didasarkan fakta bahwa UMKM telah banyak berkontribusi dalam perekonomian nasional. Pengembangan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) menjadi sangat strategis, karena potensinya yang besar dalam menggerakkan kegiatan ekonomi masyarakat, dan sekaligus menjadi tumpuan sumber pendapatan sebagian besar masyarakat dalam meningkatkan kesejahteraannya. Selama pandemi COVID-19, sebagian besar pelaku UMKM mengalami perubahan omset yang mencapai 50-100% dan persentase penurunan order paling banyak mencapai 75-100% dari rata-rata penjualan pada kondisi normal. Di balik menurunnya pendapatan UMKM selama hampir enam bulan terakhir, namun para pelaku usaha tetap harus bertahan.

Kegiatan KKN Universitas Jember tahun 2021 yang dilaksanakan secara daring mengusung tema Back to Village (BTV) kegiatan KKN ini dilaksanakan secara individu oleh mahasiswa dan berlokasi di domisili mahasiswa masing-masing. Program KKN Back to Village merupakan program yang mulai dilaksanakan di masa pandemi Covid 19 sebagai bentuk pengabdian kepada masyarakat, dimana Back to Village sendiri yang berarti kembali ke kampung halaman masing-masing. Dengan adanya program ini diharapkan dapat membantu mereka yang terkena dampak pandemi. Salah satu UMKM yang terkena dampak selama pandemi adalah Widhi Valentino, seorang petani kopi yang mengalami penurunan pendapatan dan penurunan pelanggan. Hal tersebut dikarenakan kurang tepatnya strategi yang digunakan dalam melakukan pemasaran dan branding di masa pandemi. Karena beberapa permasalahan diatas maka perlu dilakukan pendampingan untuk meningkatkan pendapatan penjualan kopi dan juga meningkatkan pelanggan penjual kopi tersebut.

Dengan program pelatihan manajemen bisnis dan digital marketing nantinya mitra usaha akan mendapatkan hal positif. Pelatihan akan dilaksanakan secara daring dan luring. Diharapkan dengan adanya pelatihan mengenai manajemen bisnis dan digital marketing maka mitra usaha memahami strategi penjualan dimasa pandemi yang nantinya juga akan menambah wawasan mitra usaha untuk bertahan di masa pandemi. Untuk saat ini salah satu strategi yang dapat digunakan adalah dengan merubah teknik penjualan dengan memanfaatkan teknologi yang ada saat ini, yaitu dengan melakukan penjualan online seperti melalu instagram/facebook. Dan juga dengan melakukan re-branding agar masyarakat sekitar desa maupun kabupaten tahu mengenai adanya kopi tersebut. Dengan memajukan masyarakat desa maka akan muncul hal positif di dalam desa dan akan meningkatkan kemakmuran desa.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline