Ketika membaca artikel ini, pasti sobat akan bertanya-tanya apa itu syasadh group, siapa mereka? Iyap mereka adalah kelompok atau tim yang terbentuk dengan sebab tugas dari PMM atau Pengabdian Masyarakat oleh Mahasiswa yang terdiri dari 4 orang, yang pertama ada Hanif, kemudian ada Syakur, Dinda dan Gita. Kami berempat adalah kelompok yang tebentuk secara tiba-tiba untuk melaksanakan tugas dari kampus tercinta Universitas Muhammadiyah Malang. Maka, dengan tak sengaja dari kita ada yang mencetus ide dengan rencana bahwa setelah PMM akan diadakannya healing ke Banyuwangi, terutama ke Ijen. Setelah dibicarakan akhirnya kita semua sepakat.
Dimulailah perjalanan kita ke Banyuwangi dengan menggunakan Kereta Api Tawang Alun dengan Tujuan Banyuwangi Ketapang. Kita menaiki dan Berangkat sekitar pukul setengah limaan lebih, dengan gerbong paling akhir yakni di gerbong 5. Perjalanan lumayan memakan waktu cukup lama hingga kurang lebih 6 jam dengan stasiun akhir Ketapang yang kemudian kita sampai kira-kira pukul 11 lebih hampir jam 12 malam.
Singkatnya kita berempat ke Ijen yaitu tidak langsung hari itu juga, tapi 2 hari setelahnya dari hari pemberangkatan dari Malang. Kita menuju Ijen itu terbagi Hanif dan Syakur menaiki motor menuju lokasi Paltuding, sedangkan Dinda dan Gita menaiki Damri dan tak lupa ternyata dua teman sekelas kita juga ikut mendaki kawah Ijen yaitu Apis dan Debby yang juga menggunakan Damri.
Ketika melewati jalanan menuju Paltuding kita sangat menantang melewatinya dengan posisi malam hari sekitar setengah 12 malam melewati hutan-hutan dengan jalan yang sungguh tidak ada penerangan sama sekali kecuali lampu kendaraan, dengan jalan yang teus naik dengan ekstrem. Tidak disarankan naik dengan matic sobat! Meski kita naik dengan matic karena motor yang tersedia kebetulan hanya itu. Setelah perjalanan hampir satujam an akhirnya kita sampai di Paltuding dengan selamat.
Sambil menunggu pembukaan loket Kawah Ijen, kit sambil bersantai duduk-duduk di warung terdekat sambil menikmati api unggun yang juga di nikmati oleh para pengunjung yang tergolong banyak juga wisatawan lokal maupun luar, yang kebetulan banyak dari Asia terlihat wajah-wajah jepang ataupun korea. Begitu jam telahh menunjukkan pukul 02.00 maka kitta bergegas untuk antri pengecekan tiket dan pendataan diri dengan melampirkan Surat Kesehatan.
Mendakipun di Mulai! Kita ber 6 mulai berjalan santai dengan porsi tanah mulai menanjak sedikit demi sedikit, sedikit terkejut gita awal-awal sangat lincah dan cepat sehingga dia memimpin paling depan dalam perjalanan, sangat bersemangat.. jalan perlahan mulai kita langkahkan dengan semangat dengan jalur terus naik tanpa ampun. Dari salah beberapa kita sudah ada yang mulai berefek dengan mulai berhenti pelan-pelan. Kemudian dinda nyeletuk dengan berkata, "mataku udah mulai berkunang-kunang". Sedikit guyonan orang-orang gunung yang random tapi menghibur wkwk. Kita banyak sekali mendapati kaki-kaki super yang begitu kuat dari anak-anak kecil hingga orang tua yang bersemangat lebih dari kita, padahal diri ini pemuda wkwk.. kemudian banyak jasa penandu bagi mereka-mereka yang tidak kuat dengan harga kisaran 800.000 dengan harga jelas tak mahal karena itu sungguh manual dan perlu kekuatan yang ekstra.
Jalan demi jalan dilalui hingga mulai nampak langit-langit sedikit mulai menampakkan cahaya. Meski binang masih telihat begitu indah dan menakjubkan. Di Tengah perjalan ada semua peristiwa yang bisa dikatakan candaan atau bahkan kasihan, tapi bagi kami itu guyonan gunung, peristiwa itu adalah gita tiba-tiba merasa ingin muntah dan bertanya ap aini boleh muntah ta? Dari kami boleh silahkan wkwk. Dann akhirnya hueek muntahlahlah gita dengan guyonan hanif makanan telah keluar semua dari pagi wkwk.. dan istirahat sejenak untuk menstabilakn power akhirnya kami lanjutkan perjalanan, hingga ujung dan banyak orang udah mulai nampak hanif juga tiba-tiba kram di daerah belikat sehingga mengharuskan behenti sejenak yang ditemani oleh syakur, para Perempuan 4 orang tadi sudah melaju ke depan. Ketika sudah mulai enakan maka dilanjutkan lagi pejalanan dengan perlahan meski beberapa kali ditanya syakur gimana keadannya, ya tetap masih berasa tapi tetap lanjutkan karena tak seberapa parah sakitnya. Ternyata para cewe-cewe menunggu hanif dan syakur, hingga ditawari hot and cream dan dilanjutkanlah perjalanan kami yang tinggal sedikit lagi.
Akhirnya karena sudah berada diatas maka ternyata kita telah diatas puncak kawah Ijen. Dengan kondisi asap dan bau belerang yang sangat kuat sehingga tak terlihat dan kami tak menjumpai blue fire karena asap dan bau yang sangat menyengat. Begitu Fajar mulai menyingsing langit begitu indah dan menakjubkan, kuasa Allah manakah yang telah didustai. Tak lupa kita melaksanakan shalat subuh dengan beralaskkan langsung tanah ijen yang terdiri dari tanah kapur. Begitu luar biasa indahnya alam yang kita rasakan diatas puncak, capek terasa hilang dan terbayarkan oleh indahnya kawah ijen dengan segala pemandangannya. Dan akhirnya kita menikmati dengan berfoto-foto sambil menikmati keindahan yang disajikan. Mungkin itulah sedikit singkat perjalanan kami ke puncak, sekian terima kasih.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H