Lihat ke Halaman Asli

Kebahagiaan di Sudut Kota

Diperbarui: 17 September 2017   20:19

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Dusun Dodol mengajarkan saya banyak pelajaran tentang arti kebersamaan, toleransi, menghargai, menolong dan banyak hal yang tidak bisa saya ungkapkan dengan hanya tulisan saja. Kehidupan yang memasyarakat dengan masyarakat non muslim mampu menunjukkan kebahagiaan tersendiri bagi masyarakatnya, keadaan itulah yang membuat saya dan teman-teman sangat kagum. Toleransi yang kuat ada pada diri masyarakatnya. Masyarakat Dodol sangat terbuka dengan datangnya kami sebagai anggota KKM dari UIN MALIKI MALANG. 

Apresiasi yang ditunjukkan masyarakat disana membuat saya semangat dalam melaksanakan tugas dan program-program yang telah kami rancang. Kegiatan-kegiatan yang kami buat selalu mendapat dukungan oleh masyakakat disana. Saya sangat terkesan ketika hari terakhir. Waktu itu kami mengadakan pengajian akbar kami sempat kebingungan mempersiapkan keperluan-keperluan yang semuanya tidak mudah dan membutuhkan biaya yang sangat mahal. 

Jalan dari Alloh  SWT selalu ada asal kita melakukan kegiatan dengan ikhlas lillahita'ala. Bantuan demi bantuan  datang tanpa disangka-sangka dari terop membuat panggung dan jajan-jananan ternyata sudah dipersiapkan oleh warga Dodol. Saya sempat mnangis waktu itu melihat kompaknya kami bersama masyarakat tersebut, Padahal acara itu acara penutupan kelompok KKM kami tanpa bantuan masyarakat apalah daya saya dan teman-teman disana.

Terimakasih buat pak iskhatam selaku bapak takmir yang telah membimbing kami dalam meramaikan masjid Al-Ikhlas, pak kartono, cak sul, bu/pak RT, pak sokim dll yang tanpa lelah mengarahkan kami dalam melakukan kegiatan. Dan ibu yatmi beliau merupakan ibuk kami beliau selalu mendengarkan keluh kesah kami, selalu membantu ketika kami sedang kesusahan. 

Ibu kedua kami yang tidak pernah bisa melihat kami dalam kesusahan beliau juga sempat menangis saat kami berpamitan untuk pulang. Beliau sudah menganggap kami sebagai anaknya sendiri. Dan tidak lupa kepada adik-adik dan masyarakata dodol lainnya yang belum kami sebutkan yang telah mensupport setiap kegiatan yang kami buat sehingga kami bisa mengerti betul bagaiman hidup dimasyarakat yang sebnar-benarnya.

Harapan besar yang kami inginkan, didesa kecil disudut kota malang ini semoga tetap mamur, damai, tentram dan jalinan silaturrahmi tetap terjalin.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline