Lihat ke Halaman Asli

Hanifatin Azizah

Pendidikan Profesi Guru

Perjalanan Pendidikan Nasional

Diperbarui: 5 Juni 2023   11:38

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

gambarahid.blogspot.com

Perjalanan pendidikan nasional mulai dari sebelum kemerdekaan hingga setelah kemerdekaan melalui proses yang sangat panjang. Dimulai pada tahun 1854, beberapa bupati menginisiasi sekolah dikapubaten hanya untuk calon pegawai. Sehingga pada saat itu dapat diartikan bahwa banyak bangsa Indonesia yang belum berkesempatan untuk bersekolah. Ditahun yang sama 1854 dididirakan sekolah bumi putera. 

Bumi putera didirikan 3 kelas, yang diperbolehkan untuk sekolah hanya pembantu hindia belanda yang nantinya diharapkan bisa membantu usaha dagang hindia belanda. Sekolah bumi putera mengjarkan membaca, menulis dan berhitung seperlunya. Pada tahun 1908 didirikan budi oetomo oleh Soetomo dan para mahasiswa School tot Opleiding van Inlandsche Artsen, yaitu Goenawan Mangoenkoesoemo dan Soeraji. 

Organisasi budi oetomo digagas oleh Wahidin Sudirohusodo Organisasi budi oetomo sebagai organisasi pemuda yang menjadi awal pergerakan yang bertujun untuk mencapai kemerdekaan Indonesia. 

Pada tahun 1912 didirikan sekolah kartini di semarang. Sekolah kartini dikhususkan untuk sekolah perempuan. Perjuangan kartini dimulai ketika melihat adanya diskriminasi antara kaum laki- laki dan perempuan. Saat itu perempuan sama sekali tidak boleh merasakan pendidikan. 

Oleh karena itu kartini di kenal sebagai pelopor kebangkitan perempuan.  Pada tahun 1922, ki hadjar dewantara mendirikan taman siswa di Yogyakarta. Taman siswa merupakan gerbang emas kemerdekaan dan kebebasan bangsa Indonesia.

Pada awal masa kemerdekaan tahun 1945 pendidikan berada pada masa revolusi pancasila sebagai pandangan hidup. Pendidikan setelah kemerdekaan mengalami perkembangan dalam kurikulum pendidikan. 

Mulai dari awal kemerdekaan hingga saat ini tahun 2022, kurikulum pendidikan telah mengalami perubahan sebanyak 11 kali. 11 kurikulum tersebut yaitu Kurikulum 1947 atau disebut Rentjana Pelajaran 1947, Kurikulum 1952, Rentjana Pelajaran Terurai 1952, Kurikulum 1964, Rentjana Pendidikan 1964, Kurikulum 1968, Kurikulum 1975, Kurikulum 1984, Kurikulum 1994 dan Suplemen Kurikulum 1999, Kurikulum 2004, KBK (Kurikulum Berbasis Kompetensi), Kurikulum 2006, KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan), Kurikulum 2013, kurikulum merdeka.

Konsep pemikiran Ki Hajar Dewantara sangat menginspirasi dan menambah wawasan pengetahuan dan semangat saya untuk segera melakukan perubahan dan mengimplementasikannya dalam kehidupan sehari-hari khusunya di lingkungan sekolah. Kegiatan yang akan dilakukan agar proses pembelajaran yang mencerminkan pemikiran Ki Hajar Dewantara dapat terwujud dengan menerapkan merdeka belajar, kemerdekaan belajar yang memberikan kesempatan bagi peserta didik untuk senyaman mungkin dalam suasana bahagia tanpa adanya rasa tertekan. 

Merdeka belajar yang berorientasi dan berpusat kepada peserta didik dengan pendekatan pendidikan yang holistik. Pendidikan holistik adalah pendidikan untuk membangun tumbuh kembang anak dengan mengembangkan segala potensi yang ada pada diri anak secara seimbang yang nantinya menghasilkan kebijaksanaan dan nilai-nilai kemanusiaan sehingga dapat melahirkan generasi bangsa yang merupakan cikal bakal dari Profil Pelajar Pancasila.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline