Lihat ke Halaman Asli

Hanif Athallariq

Mahasiswa Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta

Pak Wib: Mengukir Sukses dengan Sentuhan Seni dan Hati di Dunia Reklame

Diperbarui: 10 Oktober 2024   09:24

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Di tengah derasnya perkembangan teknologi digital yang semakin mendominasi industri periklanan, tersembunyi satu cerita penuh inspirasi tentang kecintaan, ketekunan dan perjuangan, Bapak Wibadsuh, seorang wirausahawan asal Solo, yang telah menjalani bisnis reklame selama lebih dari dua dekade. Dengan bermodalkan kecintaan dan kegemarannya pada seni dan ketekunan yang luar biasa, ia berhasil mengembangkan bisnisnya dari nol.

Pak Wib lahir pada tahun 1967 dari sebuah keluarga yang bisa dibilang cukup sederhana. Orangtuanya memandang bahwa pendidikan bukan satu-satunya jalan menuju kesuksesan, tetapi mereka mendukung penuh anak-anaknya untuk bekerja keras dan menentukan jalan hidup mereka sendiri. Sejak kecil, ia gemar menggambar dan sering menawarkan bantuan untuk menggambar apa yang dibutuhkan teman-temannya. Setelah menyelesaikan pendidikan di SMK jurusan teknik bangunan, ia memulai karirnya di Jakarta sebagai pekerja di sebuah bengkel mebel, tetapi hatinya selalu kembali pada kecintaanya akan seni dan menggambar.

Sepulang dari Jakarta, Pak Wib bekerja di sebuah perusahaan percetakan kecil, di sinilah ia menemukan kecintaanya pada desain grafis. Dari sekedar membuat desain stempel, perlahan namun pasti ia mulai merambah ke dunia reklame. Pada tahun 2003, Pak Wib memutuskan untuk memulai usahanya sendiri di bidang reklame dengan nama MASWHIB REKLAME, sebuah keputusan yang didasari oleh rasa cintanya pada seni.

Perjalanannya di dunia reklame tidaklah mudah. Sebagai sebuah bisnis yang bergerak di bidang jasa, ia harus berhadapan dengan berbagai karakter yang dimiliki klien. Tantangan datang dari berbagai arah, mulai dari klien yang sulit dipuaskan hingga persaingan harga yang cukup ketat di pasar. Namun, ia selalu melihat tantangan tersebut sebagai bagian dari proses yang harus dijalani. Ia meyakini bahwa pekerjaan yang didasarkan dengan cinta dan kesenangan akan memberikan hasil yang terbaik, Pak Wib berhasil melewati setiap tantangan dengan hati yang tenang.

Pak Wib sangat menjaga kualitas dari pekerjaanya, terutama di tengah persaingan yang semakin ketat di industri reklame. Di sisi lain banyak pengusaha reklame yang memilih untuk menurunkan harga hanya demi menarik pelanggan, namun ia memilih jalan yang berbeda. Baginya kualitas pekerjaan dan kepuasan pelanggan adalah prioritas. "Saya tidak mau menurunkan harga kalau itu akan mengorbankan kualitas pekerjaan," tegasnya. Pak Wib percaya bahwa menjaga kepuasan pelanggan adalah kunci untuk membangun kepercayaan jangka panjang. Ia khawatir, jika pekerjaan yang ia lakukan tidak bertahan lama dan mudah rusak, klien akan kecewa dan tidak akan kembali lagi padanya.

Di tengah perubahan besar dalam industri reklame, Pak Wib menghadapi tantangan lain. Perkembangan teknologi digital mengubah cara pandang orang terhadap seni reklame. Sebelum era digital, hampir semua pekerjaan dilakukan secara manual, dan seni memiliki peran besar dalam menciptakan desain yang unik. Namun, sejak kurang lebih tahun 2010, teknologi digital mulai menguasai pasar. "Dulu, semuanya murni dari jiwa seni. Sekarang, teknologi mulai mengambil alih, dan hasilnya juga sering kali kehilangan sentuhan seni," ujarnya dengan nada sedikit getir. Meskipun begitu, Pak Wib tetap beradaptasi dengan perkembangan zaman, mengikuti tren dan belajar teknologi terbaru agar tidak tertinggal.

Salah satu proyek yang paling berkesan menurutnya adalah ketika ia mengerjakan pole sign untuk restoran cepat saji di Magelang. Proyek itu penuh tantangan, terutama karena harus bekerja di area dengan kabel listrik bertegangan tinggi. Namun, dengan kerja keras dan keahlian timnya, Pak Wib berhasil menyelesaikan pekerjaan tersebut dengan baik. Kepuasan klien terhadap hasil pekerjaan menjadi kebanggaan tersendiri bagi Pak Wib dan timnya.

Di luar kecintaannya pada seni, Pak Wib juga sangat memperhatikan peran tim dalam kesuksesan usahanya. Setiap anggota tim memiliki keahlian dan tanggung jawab masing-masing, dan ia selalu berusaha menjaga semangat kerja mereka. Ia percaya bahwa setiap orang memiliki kelebihan dan kekurangan, dan yang terpenting adalah saling mendukung satu sama lain.

Meskipun teknologi terus berkembang, ia tidak kehilangan semangat untuk terus berinovasi. Ia yakin bahwa meskipun alat-alat digital semakin canggih, ilmu seni tetap memiliki peran penting dalam menciptakan karya yang bermakna. "Teknologi hanya sarana atau alat bantu saja. Jika kita tidak punya dasar seni, hasilnya akan kaku atau tidak berjiwa. Seni itu harus tetap ada meskipun dibalik teknologi," katanya.

Melihat ke depan, Pak Wib memiliki mimpi untuk terus memperluas bisnisnya ke beberapa kota lain. Meskipun ia menyadari tantangan yang akan dihadapi, ia yakin bahwa dengan kerja keras dan kualitas yang terus dijaga, impian itu bukan menjadi angan-angan saja dan bisa menjadi kenyataan.

Pak Wib adalah contoh nyata bahwa usaha yang dimulai dengan cinta dan dedikasi bisa bertahan dan terus berkembang, meskipun di tengah gempuran persaingan yang ketat dan perubahan zaman. Dengan prinsip yang kuat untuk selalu menjaga kualitas dan kepuasan pelanggan, ia telah mengukir namanya di industri bisnis reklame, sebuah industri yang semakin didominasi oleh teknologi namun tetap membutuhkan sentuhan seni dari pelakunya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline