Stunting merupakan kondisi kekurangan gizi kronis balita yang dapat terlihat dari tinggi badan dibawah standar. Balita stunting memiliki berat badan lebih rendah dibanding yang lain, pertumbuhan tulang terhambat dan mudah terkena penyakit. Stunting terjadi disebabkan oleh kekurangan gizi selama hamil. Asupan gizi selama hamil haruslah diperhatikan. Nyatanya masyarakat masih abai dengan masalah gizi ini. Oleh sebab itu, Universitas Airlangga dan Dinas Kesehatan Kota Surabaya bersinergi melalui program Kampung Emas 2.0 untuk menurunkan angka stunting di Kota Surabaya.
Kampung Emas 2.0 merupakan kegiatan mahasiswa belajar di luar kampus untuk pemberdayaan masyarakat menuju kelurahan mandiri dalam upaya percepatan penurunan prevalensi stunting di tingkat kelurahan. Jika pada 2022, Kampung Emas berfokus pada penguatan lima pilar untuk mencegah stunting. Tahun ini, Kampung Emas Madani hadir dengan pendekatan baru, yaitu intervensi pada akar masalah. Kegiatan Kampung Emas 2.0 terdiri dari 3 kegiatan yang meliputi: LADUNI (Layanan Terpadu Pranikah); SBCC-BESTIEZ (Social Behaviour Change Communication: Bunda Teredukasi Sehat, Hebat, Peduli Gizi); dan FORMULA PANGAN BERIMAN (Formulasi Pangan lokal Seimbang, Beragam, Berbasis hewani). Seluruh kegiatan ini berlangsung selama bulan Oktober hingga Desember 2023.
Salah satu kelurahan yang menjadi sasaran program Kampung Emas adalah Kelurahan Petemon yang terletak pada Kecamatan Sawahan. Kelurahan ini memiliki luas wilayah sebesar 135 Ha. Dengan perbatasan utara Kelurahan Tembok Dukuh, perbatasan selatan Kelurahan Kupang Krajan, perbatasan timur Kelurahan Sawahan, dan perbatasan barat Kelurahan Simomulyo. Berdasarkan data DKB Disdukcapil Surabaya 2023, Kelurahan Petemon memiliki 35.675 penduduk yang terdiri dari 17.434 laki-laki dan 18.241 perempuan. Rata-rata penduduk Kelurahan Petemon merupakan lulusan SMA dengan profesi karyawan swasta dan IRT.
Kelompok yang diterjunkan di Kelurahan Petemon merupakan Kelompok 118 yang beranggotakan 3 orang, yaitu Amara Yustika dari Fakultas Kesehatan Masyarakat, Nida' Al Khonsa dari Fakultas Kedokteran Gigi, dan Hanifah Muslimah Al Masykuri dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Kelompok 118 dibimbing oleh Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Ibu Shintia Yunita Arini, S.KM., M.KKK.
Berdasarkan data yang kami temukan terdapat enam ibu hamil beresiko, dua balita stunting, dua balita pra stunting dan satu balita gizi buruk. Sedangkan untuk calon pengantin tidak ada yang berisiko dalam Kelurahan Petemon. Hal ini menjadi bukti nyata bahwa upaya keras dari Kelurahan Petemon, Puskesmas Sawahan, dan KSH untuk menekan angka stunting menjadi 0 mulai membuahkan hasil. Namun, intervensi edukasi tetaplah diperlukan. Edukasi gizi untuk calon pengantin dan ibu hamil menjadi kunci utama dalam upaya pencegahan stunting. Hal ini dikarenakan masih banyak masyarakat yang belum mengetahui gizi yang dibutuhkan selama kehamilan.
Untuk mendapatkan informasi lebih jelas tentang stunting di Kelurahan Petemon, kelompok 118 melakukan kunjungan wawancara kepada 10 ibu hamil, 10 calon pengantin, dan 1 ibu dengan balita stunting. Puncak kegiatan Kampung Emas dilakukan dengan kelompok 118 mengadakan Kelas Bumil dan Catin. Kelas Bumil dan Catin ini merupakan kolaborasi LADUNI, SBCC BESTIEZ dan FORMULA PANGAN BERIMAN. Kelas ini berisikan sosialisasi suplemen LADUNI bagi ibu hamil dan calon pengantin, penampilan video formula pangan eggroll lele ayam yang tinggi protein dengan tester, serta tanya jawab seputar gizi ibu hamil dan calon pengantin. Kegiatan ini berlangsung pada 25 November di Aula Kelurahan Petemon. Acara ini dihadiri oleh ibu hamil, calon pengantin, para KSH, pihak gizi Puskesmas, pihak Kelurahan Petemon serta Kecamatan Sawahan. Hasilnya, seluruh partisipan memiliki penambahan wawasan dari pemaparan ilmu yang diberikan oleh para mahasiswa dan inovasi pangan terbaru dari sumber olahan lele dan ayam.