Lihat ke Halaman Asli

Hanifah Muslimah Al Masykuri

Mahasiswa Manajemen Universitas Airlangga

Ulah Nakes Rugikan Rumah Sakit

Diperbarui: 7 Juni 2022   21:12

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

sumber: tiktok.com/@moditabok

Beberapa waktu lalu telah beredar video viral mengenai nakes (tenaga kesehatan) perempuan yang tanpa sadar melakukan pelecehan seksual pada pasien laki-laki ketika membantu memasangkan kateter. 

Video ini diunggah oleh akun @Moditabok pada media sosial Tiktok, dan telah meraih 244 ribu like serta 4.406 komentar. Video ini mengundang amarah banyak orang. Banyak orang merasa miris dengan perilaku nakes yang sedikit-sedikit membuat konten dari pasien yang ditanganinya. Tahun lalu juga beredar kasus serupa dimana seorang dokter kandungan membuat konten mengenai vaginal touche pada ibu hamil dengan mimik wajah yang mesum. 

Kemiripan dari kedua kasus tersebut selain diunggah pada Tiktok adalah pelaku ternyata masih belum merupakan nakes tetap dari rumah sakit yang bersangkutan. Status magang yang dimiliki pelaku seharusnya membuat mereka lebih berhati-hati dalam bertindak. Keduanya mengaku bahwa konten yang dibuat hanyalah untuk hiburan semata. 

Namun, bagaimana bisa kondisi pasien dibuat sebagai bahan bercandaan? Tenaga kesehatan sebelum dilepaskan ke lapangan, sebenarnya telah mengantongi kode etik yang harus sungguh-sungguh dipegang dalam melakukan praktik. Bahkan mereka juga harus melakukan sumpah profesi sebagai syarat untuk bisa bekerja. 

Pembelajaran etika bukanlah hal yang bisa disepelekan. Pelanggaran etika dapat mengakibatkan nakes terkena sanksi atau bahkan dikeluarkan dari pekerjaannya. Permasalahan etika sangatlah merugikan banyak orang, diantaranya adalah rumah sakit tempat oknum tersebut bekerja. 

Rumah sakit yang menjadi tempat magang kedua nakes tersebut segera mengeluarkan pernyataan klarifikasi. Mengapa klarifikasi sangat dibutuhkan pada saat seperti ini? 

Klarifikasi merupakan salah satu upaya controlling yang dilakukan oleh manajemen rumah sakit. Selain itu, klarifikasi merupakan hal yang paling ditunggu-tunggu masyarakat. 

Klarifikasi yang merupakan pernyataan sikap haruslah menggunakan bahasa yang tepat sehingga tidak memunculkan berbagai spekulasi dari massa. Jika dahulu klarifikasi harus mengumpulkan berbagai reporter dan awak media, saat ini klarifikasi bisa dilakukan melalui akun resmi media sosial instansi. Namun, klarifikasi secara tradisional tetap dilakukan karena dianggap lebih resmi daripada dengan hanya merilis pernyataan di akun resmi media sosial.

Setelah dilakukan klarifikasi apakah hanya akan cukup sampai disitu? Tidak. Manajemen akan melakukan evaluasi atau bahkan menetapkan aturan baru akibat dari masalah tersebut. Aturan baru ini diharapkan bisa mencegah kejadian serupa ke depannya serta mendapatkan kembali kepercayaan masyarakat. 

Padahal rumah sakit merupakan tempat untuk berobat dengan harapan bisa sembuh dari penyakit. Adanya konten Tiktok yang dikeluarkan oknum-oknum tersebut membuat masyarakat takut berobat ke rumah sakit. 

Harapannya dengan dikeluarkannya klarifikasi resmi dan aturan baru, masyarakat kembali berani untuk berobat di rumah sakit. Kepercayaan masyarakat sangatlah penting jika dibandingkan dengan menjadi populer di Tiktok. Kepercayaan dan kepopuleran bersifat sementara. Namun jika kepercayaan hancur, akan susah untuk membangunnya kembali.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline