Dikatakan bahwa keanekaragaman hayati merupakan penyangga kehidupan manusia di masa kini hingga masa yang akan datang (Samedi, 2024). Hal tersebut agaknya tidak terdengar berlebihan jika menilik kembali hubungan simbiosis yang saling terikat antara alam dengan manusia.
Keanekaragaman hayati sendiri merupakan keanekaragaman sumber daya alam yang meliputi genetik, spesies hingga ekosistem, dalam kata lain, keanekaragaman ini merupakan sesuatu yang hidup dan saling mempengaruhi. Keseimbangan kehidupan di bumi ditopang oleh keseimbangan alam yang berbasis keanekaragaman hayati, pun dengan eksistensi manusia.
Keanekaragaman hayati sering disebut sebagai biodiversitas, yang merupakan suatu tingkat di bumi dan dijadikan patokan dalam penentu kesehatan bumi. Indonesia menjadi salah satu negara mega biodiversity yang memegang peranan tinggi bagi keberlangsungan hayati di dunia. Banyak sumber juga mengatakan bahwa Indonesia benar merupakan mega biodiversity pada posisi ketiga setelah Brazil dan Zaire (Sukara, E dan ISL Tobing, 2008).
Tak heran, Indonesia merupakan negara dengan kepemilikan tinggi dalam keanekaragaman hayati yang berada pada 21 tipe ekosistem dan 75 tipe vegetasi yang berbeda. Indonesia juga kaya akan sumber daya genetik yang berpotensi dalam bioprospeksi, yang menjadi upaya dalam melahirkan produk bernilai ekonomi tinggi (Siaran pers PPID, 2023).
Keanekaragaman hayati menjadikan Indonesia memiliki hak kepemilikan penuh terhadap apa yang lahir dan berkembang di tanah Indonesia. Hal baik ini menjadi umpan balik bagi Indonesia, terutama masyarakatnya sendiri dalam menjaga keanekaragaman hayati yang lahir di tanah negeri. Kebermanfaatan keanekaragaman Indonesia tentunya akan dapat dirasakan oleh seluruh masyarakat setempat hingga mancanegara. Lalu, bagaimana jadinya bila keanekaragaman hayati Indonesia punah?
Keanekaragaman hayati memiliki peran penting bagi keberlangsungan kehidupan di bumi, beberapa hal tersebut,
Menjaga Kebutuhan Pangan
Tak dapat dibantahkan bahwa keberlangsungan pangan berasal dari alam. Sayur mayur, aneka daging, buah hingga rempah berasal dari alam dan merupakan bentuk kekayaan alam hayati. Keseimbangan pangan Indonesia masih sangat bergantung pada kekayaan alam hayati, sehingga jika tumbuhan, hewan dan ekosistem terancam punah dan rusak, maka mengancam ketersediaan pangan manusia secara tidak langsung. Tak hanya skala ketersediaan bahan pangan yang perlu menjadi perhatian, namun kesehatan lingkungan dan ekosistem yang melindungi kekayaan alam hayati juga memberikan dampak bagi sistem ketersediaan pangan.
Kualitas Udara
Keanekaragaman hayati yang tersedia di alam memberikan dampak bagi keberadaan dan kesejahteraan manusia sesuai dengan tujuan pembangunan yang berkelanjutan dan telah disepakati oleh berbagai negara. Mengingat juga bahwa Indonesia pernah dinobatkan sebagai jantung dunia karena kekayaan hutannya, maka kekayaan alam hayati termasuk hutan menjadi syarat dalam meningkatkan kualitas udara bagi lingkungan yang sehat.
Hutan yang terancam punah dan gundul menjadi ancaman pula bagi manusia dalam ketersediaan kualitas udara yang baik. Udara yang buruk karena kurangnya oksigen dari pepohonan menjadi ancaman bagi kesehatan manusia sehingga keberadaan pepohonan menjadi syarat akan kualitas udara yang bersih. Inilah mengapa manusia bergantung pada kekayaan alam hayati untuk melahirkan lingkungan yang sehat bagi keberlangsungan hidup manusia.