Severe acute respiratory syndrome coronavirus 2 (SARS-COV-2) atau yang dikenal dengan covid-19 adalah penyakit menular yang menyerang sistem pernafasan, dimana penyakit tersebut disebabkan oleh salah satu jenis coronavirus yang pertama kali ditemukan di wuhan china pada akhir desember 2019 lalu.
Sejak awal kemunculannya virus ini begitu menuai banyak kontrovesi, pasalnya virus ini telah menyebar hampir diseluruh dunia dan angkanya terus bertambah dari waktu ke waktu. Virus ini diduga berasal dari salah satu pasar laut lokal di wuhan china yang menyebar melalui kontak langsung. Sampai saat ini belum ada keterangan pasti mengenai vaksin yang dapat menyembuhkan coronavirus ini.
Di Indonesia sendiri, jumlah data warga yang terinfeksi virus corona per tanggal 6 mei 2020 sudah menyentuh angka 12.438 dengan sebanyak 895 orang meninggal dunia dan 2.317 orang dinyatakan sembuh. Berbagai upaya telah dilakukan pemerintah untuk memutus penyebaran covid-19 ini, namun sudahkah anda menerapkannya?
Pemerintah telah melakukan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) dan lockdown guna mengurangi jumlah penyebaran covid-19 di berbagai wilayah di Indonesia. Himbauan untuk melakukan social distancing, sering mencuci tangan dan menggunakan masker tampaknya sudah digalakkan sejak lama. Namun apa yang menyebabkan angka penyebaran virus ini terus bertambah? Ya, tentu saja karena masih kurangnya kesadaran masyarakat itu sendiri akan pentingnya pencegahan.
Semestinya masyarakat mampu menjadikan dirinya sebagai seorang pemimpin paling tidak untuk dirinya sendiri, pemimpin yang dimaksud adalah dimana setiap orang mampu melakukan upaya pencegahan demi menciptakan perubahan.
Setiap orang pada dasarnya memerlukan perubahan, dimana diperlukan pengembangan perilaku untuk membentuk nilai dan sikap yang baru yang pada akhirnya dapat memperkuat, mengavaluasi dan membuat modifikasi konstruktif.
Hubungannya dengan pandemi yang sedang terjadi saat ini adalah, hendaknya setiap orang dapat memberikan support change dengan pembelajaran mengenai pengalaman baru yang belum pernah diperoleh sebelumnya, dimana semestinya kita mampu menyesuaikan dan melihat kedepan sekaligus memberikan solusi, atau paling tidak berpartisipasi untuk selalu menaati ketentuan yang telah dibuat.
Perubahan dapat dipengaruhi melalui dua faktor, yaitu faktor internal dan eksternal, dimana faktor internalnya adalah motivasi diri untuk selalu berusaha menyesuaikan, dan faktor eksternalnya adalah tuntutan lingkungan dan pengaruh sosial. Seperti yang disebutkan oleh Brian Tracy “the true test of leadership is how well you function in a crisis”.
Penyataan ini menyinggung bagaimana karakteristik seseorang pemimpin harus dapat menyesuaikan dan mencocokan tuntutan dari situasi yang dihadapi. Meskipun memang bukan hal yang mudah untuk melakukan penyesuaian dimana kita semua tidak dapat beraktivitas dan bersosialisasi dengan orang lain seperti biasanya, faktor ekonomi yang menurun disertai keperluan yang semakin bertambah juga merupakan faktor yang sangat mempengaruhi sulitnya penyesuaian, dimana pada dasarnya setiap manusia perlu untuk selalu survive demi keberlangsungan hidupnya, hal lain yang juga cukup mempengaruhi adalah opini masyarakat mengenai ketentuan yang dianggap mengganggu kebiasaan dan kurangnya pengetahuan umum mengenai manfaat dari ketentuan yang telah ditetapkan. Sehingga tidak heran jika masyarakat di Indonesia masih belum dapat sepenuhnya menerapkan hal tersebut.
Meskipun demikian hal ini tidak mengeneralisir bahwa masyarakat Indonesia seluruhnya tidak memiliki sikap kepemimpinan yang baik, melihat banyak sekali fakta dan perilaku prososial yang dilakukan oleh berbagai kelompok seperti pembagian masker dan sembako gratis, serta penggalangan dana untuk semua orang yang sedang berjuang dan terkena dampak negatif dari covid-19 ini.
Hal ini tentu mencerminkan sikap kepemimpinan dimana mereka mau keluar dari zona nyaman untuk berpartisipasi dalam memperbaiki keadaan. Selain itu, upaya untuk saling menguatkan atau memotivasi juga sangat berpengaruh guna menciptakan energi positif pada masyarakat di tengah-tengah wabah yang begitu mengundang banyak kecemasan, juga membantu mengarahkan masyakat dalam membentuk perilaku untuk mencapai tujuan tertentu.