Lihat ke Halaman Asli

Duck Syndrome: Terlihat Santai Namun Kenyataannya Ia Terbantai

Diperbarui: 15 Maret 2024   20:50

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber Ilustrasi : Pribadi

Apakah kalian pernah merasakan disuatu masalah atau bahkan tekanan yang benar-benar tidak bisa dikendalikan namun kalian tetap happy? Atau mungkin kalian pernah menjumpai seseorang  di dunia nyata maupun dunia maya hidupnya sukses atau mampu meraih banyak prestasi serta terlihat bahagia akan pencapainnya? 

Tetapi, dibalik kehidupannya tersebut, ia sedang menanggung beban di pundaknya dan berusaha untuk terlihat baik-baik saja?. Nah, fenomena ini biasanya disebut Duck Syndrome. Sebuah fenomena yang mungkin terdengar lucu namun memiliki makna yang dalam, terutama di kalangan mahasiswa.

Dilansir dari satupersen.net, Istilah duck syndrome pertama kali diperkenalkan di Stanford University. Istilah ini digunakan untuk menggambarkan kondisi mahasiswa disana yang meski terlihat santai dan tenang, tapi mereka punya banyak tuntutan dan kecemasan. Mereka memberi tekanan pada diri sendiri untuk bisa mencapai target yang tinggi. Bahkan, 87% mahasiswa di Stanford University mengatakan bahwa mereka kewalahan dengan tanggung jawabnya sendiri. 

Dan dikutip dari jurnal komunikasi dan sosial humaniora (Dewi, 2021) menjelaskan Duck syndrome (sindroma bebek berenang) merujuk pada perilaku dimana seseorang dari luar (penampilannya) terlihat tenang, cool, kalem, tetapi sebenarnya sedang diliputi banyak kecemasan. 

Hal inilah yang dianalogikan dengan kehidupan mahasiswa. Terlihat tenang di permukaan, santuy, cenderung semau gue, padahal sedang berjuang keras untuk sukses. Alih-alih mengakui sedang mengalami kesulitan, para penderita duck syndrome cenderung menyembunyikan dari orang lain dan berpura-pura baik baik saja.

Bayangkan seekor bebek yang tampak tenang dan damai berenang di permukaan air, tetapi di bawah air, kakinya bergerak dengan cepat dan tanpa henti. Hal ini menggambarkan keadaan di mana seseorang tampak tenang dan sukses di luar, tetapi sebenarnya mereka sedang berjuang atau bahkan hancur di dalam. 

Fenomena ini muncul salah satunya karena tekanan sosial dan ekspektasi yang tinggi di kalangan mahasiswa. Mereka merasa perlu untuk menampilkan citra kesuksesan, kebahagiaan, dan keseimbangan dalam kehidupan mereka, meskipun kadang-kadang itu hanya gambaran yang sempurna dari luar. 

Namun, penting untuk diingat bahwa Duck Syndrome dapat memiliki dampak negatif pada kesejahteraan mental dan emosional mahasiswa. Menyembunyikan perasaan dan mencoba untuk terus menampilkan citra yang sempurna dapat menyebabkan stres, kecemasan, dan perasaan kesepian yang mendalam.

Nah, Itulah yang saya rasakan saat ini, ketika saya berjumpa dengan orang sebagian orang pasti bertanya "kuliah atau kerja ?" Saya jawab "saya kuliah". Tetapi saya tidak hanya kuliah namun diseparuh waktu saya bekerja, dan orang menggira hidup saya enak,mulus, sering dimanja dll. Dan ini  beberapa ucapan orang yang tidak tahu bahwa saya sebenarnya juga bekerja, mereka hanya tau saya di dunia nyata dan dunia maya bahwa saya hanya seorang mahasiswa,

"Enak ya kamu ingin sesuatu pasti teruwujud"

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline