Lihat ke Halaman Asli

Managemen Strategi Pendidikan Anak Usia Dini

Diperbarui: 20 Juni 2015   03:31

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Manajemen merupakan sebuah bahan wajib dalam segala hal, termasuk dalam organisasi maupun bentuk yang lainnya. Telah kita ketahui bersama manajemen memiliki 4 pilar inti dalam prosesnya, meliputi perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), pelaksanaan (actuating), dan pengawasan (controlling/monitoring).

Dalam Pendidikan Anak Usia Dini, manajemen kelembagaan mempunyai beberapada model, di antaranya: (a) Pengelolaan PAUD mengacu pada terlalu seringnya dalam bidang seni daripada ilmunya (lebih pada manajemen yang bersifat trial and error). (b) Penggunaan manajemen “gotong royong”. Artinya semua sektor (dalam hal ini orang) melakukan semua pekerjaan. Tidak hanya pembagian tugas yang jelas. Bahkan ada benturan antara unit satu dengan yang lain. (c) Manajemen dengan menggunakan gaya tukang cukur. Artinya, orang yang melakukan semua pekerjaan, mulai dari membuka kios, menyapu, memotong rambut, menutup kios, hingga menajemen keuangan. Banyak dalam organisasi yang kurang strategis dalam menempatkan bagian pekerjaan. (d) Budaya “sungkan” atau segan pada organisasi. Artinya segan jika menegur kesalahan teman dan marah jika ditegur teman kerjanya.

Ada beberapa kelemahan yang dilakukan masyrakat pada saat ini pada pengorganisasian PAUD. Pertama, menentukan orangnya terlebih dahulu, kemudian organisasinya. Kedua, ketidakjelasan ukuran keberhasilan. Hal ini sesuai dengan budaya kita yang just do it atau intinya sudah melakukan. Ketiga, tiadanya norma tertulis. Dalam aturan tertulis mencantumkan mekanisme hubungan organisasional antar-personal, hak dan kewajiban, arus pekerjaan, tanggung jawab, dan aturan yang berlaku.

Berdasarkan kelemahan-kelemahan tersebut, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menjalankan PAUD. Pertama,iklim kebersamaan yang sehat. Hal ini menagndung makna keberhasilan organisasi bergantung pada kerjasamanya. Kedua, keadilan bagi pendidik. Hal ini berpengaruh terhadap kinerja personal. Biasanya rasa tidak adil dalam hal reward dan punishment. Ketiga, penghargaan terhadap kinerja pendidik. Penghargaan dapat berupa materi maupun inmaterial (pujian, ucapan, atau peningkatan status).

Suatu lembaga pendidikan agar bisa terlaksana dengan efektif danefisien diperlukan adanya penataan, pengaturan, pengelolaan,dan kegiatan lain yang sejenis. Dalam hal ini pengelolaan lembaga dititik beratkan kepada empat komponen, antara lain:

a.Pengelolaan tenaga pendidikan dan tenaga kependidikan

Pendidik merupakan salah satu komponen yang paling penting dalam kebrhasilan program PAUD.

b.Pengelolaan peserta didik

pengelolaan peserta didik merupakan suatu penataan atau pengaturan segala aktivitas yang berkaitan dengan peserta didik, yaitu mulai masuknya peserta didik sampai dengan keluarnya peserta didik tersebut dari suatu sekolah atau suatu lembaga.

c.Manajemen sarana dan prasarana

Meliputi: penentuan kebutuhan, proses pengadaan, pemakaian, dan pencatatan atau pengeurusan.

d.Manajemen keuangan

Sekian. Semoga bermanfaat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline