Lihat ke Halaman Asli

Hanifa Arafatun Nisa

Mahasiswa Univresitas Aisyiyah Yogyakarta

Lakukan Vaksinasi Covid-19, UNISA Lebih Kuat

Diperbarui: 18 Juli 2022   12:09

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dok Unisa Yogya

Vaksin COVID-19 merupakan jenis vaksin yang digunakan untuk memperkuat imun tubuh agar terhindar dari virus SARS-CoV-2 yang nantinya bisa menyebabkan terserangnya COVID-19. Vaksin ini dianjurkan untuk semua masyarakat terutama masyarakat Universitas Aisyiyah Yogyakarta dikarenakan sudah di tetapkan kriteria penerima vaksin oleh Kementrian Kesehatan Indonesia dengan surat edaran Ditjen Pencegaha Penyakit No. SR.02.06/II/10950/2020 dengan tujuan melindungi diri, bisa membentuk kekebalan tubuh di dalam suatu kelompok dan agar membatasi penularan jika dalam satu lingkup sudah ada yang terdampak COVID-19.

Fitria Siswi Utami, S.Si.T., MNS selaku Ketua Satgas Covid-19 UNISA, mengatakan Universitas Aisyiyah Yogyakarta mengadakan vaksin COVID-19 sudah beberapa gelombang, dari vaksin dosis 1,2, dan booster. Diadakan di Kampus Terpadu Universitas Aisyiyah Yogyakarta dengan sasaran masyarakat umum dan Masyarakat UNISA sendiri. Gerai vaksin dibuka pada jam 10.00 pagi hinggan 12.00 siang dengan kuota 100 orang/hari. Proses pelaksanaannya dibantu dengan pihak Kepolisian untuk membantu ketertiban jalannya vaksinasi, masyarakat umum dan masyarakat Universitas Aisyiyah Yogyakarta yang ingin mendaftar melalui link google fom yang sudah di sediakan oleh pihak panitia. Hingga hari H, pendaftar bisa mengisi form skrining yang sudah di cetak oleh pantia, dan melakukan berbagai tahapan hingga proses penyuntikan vaksin dilakukan. Untuk dosis pertama ke dosis kedua harus diberikan jarak agara dapat membentuk kekebalan atau antibodi yang kuat, begitupun dosis dua ke booster berjarak 3 bulan.

Syarat dosis vaksin yang diadakan Universitas Aisyiyah Yogyakarta untuk dosis 1 dan 2 kategori remaja 13-17 tahun, dewasa 18-59 tahun, dan lansia umur 60 tahun keatas. Untuk jenis vaksinnya ada AstraZenica , dosis kedua jika dibutuhkan Sinovac dan booster AstaZenica. Setelah melakukan penyuntikan vaksin, efek samping yang sering terjadi yaitu nyeri pada bagan yang disuntik, badan terasa lemas, dan demam ringan namun ini masih bersifat ringan. Ketika sudah merasakan tidak enak badan, dianjurkan untuk meminum obat paracetamol agar berjaga jaga tidak terjadi demam yang tinggi. Sehingga pemberian vaksin harus dilakukan secara hati-hati, melibatkan proses skrining dan jangan lupa bahwa populasi beresiko tinggi ada di lansia.

Rektor Universitas Aisyiyah Yogyakarta berani mengadakan Vaksin COVID-19 dikarena sebelum diberlakukannya vaksin, BPOM sudah lebih dulu membahas hasil dari evaluasi yang melibatkan para ahli yang sudah sangat berkompeten seperti Komite Nasional Penilai Obat dan ahli bidang vaksin, dokter spesialis aleri dan imunologi sehingga sasaran pertama dilakukannya vaksin COVID-19 ini adalah para tenaga Kesehatan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline