Lihat ke Halaman Asli

Hanifa

Mahasiswi

Perbedaan Sastra Populer dengan Sastra Serius

Diperbarui: 1 Juli 2024   21:55

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Mungkin banyak dari kalian yang belum tahu apa pperbedaan nya sastra populer dengan sastra serius,pada kesempatakan kali ini saya akan sedikit menjelaskan perbedaan sastra populer dengan sastra serius dalam novel. Perbandingan sastra serius dengan sastra populer dalam novel, sebagai salah satu bentuk karya sastra yang paling digemari, hadir dalam berbagai genre dan aliran termasuk sastra populer dengan sastra serius. Keduanya memiliki ciri khas dan tujuannya namun tidak jarang juga terdapat satu terhubungan antara keduanya.

Sastra Populer,novel sastra populer umumnya lebih fokus pada menghibur dan menyenangkan pembacanya. Cerita yang ringan,mudah dipahami dan penuh dengan konflik menjadi ciri khasnya. Tema yang diangkat pun umumnya seputar kehidupan sehari-hari,percintaan,persahabatan dan keluarga. Contoh novel populer yaitu,"Ayat-ayat" karya Habiburrahman El Shirazy  cinta siapa sih yang engga tahu dengan novel ini? novel ini juga sudah menjadi flim dan sudah sering banget ditonton banyak orang. Novel "Ayat-Ayat Cinta" mengisahkan kehidupan mahasiswa Indonesia di negara Mesir yang bernama Fahri. Dia mengambil perkuliahan di Universitas Al Azhar, Kota Kairo. 

Fahri dikenal sederhana, memiliki akhlak yang baik, dan taat dengan ajaran Islam. Ketaatannya itu cukup terlihat pada perilakunya. Bahkan, saat Fahri harus berinteraksi dengan lawan jenis, dia sangat menjaga diri karena berstatus bukan mahram. Dia juga memiliki tetangga beragama Kristen Koptik yang taat bernama Maria. Hingga suatu hari, Fahri menikah dengan muslimah asal Turki bernama Aisha melalui cara Islami. Dia mengenalnya melalui proses ta'aruf. Dan, setelah menikah, kehidupan Fahri menjadi terangkat. Fahri berasal dar keluarga biasa yang bisa menuntut ilmu ke Kairo setelah keluarganya menjual sawah warisan keluarga satu-satunya. 

Setelah menikah, Fahri berada dalam kehidupan mewah karena Aisha adalah anak dari pemilik perusahaan besar dengan laba milyaran per bulannya. Dia kini tinggal di apartemen elit di Kairo. Di samping itu, dia memiliki istri cantik, salihah, dan kaya. Namun, semua kemewahan itu tidak mengubah perilaku Fahri yang punya akhlak baik. Suatu hari, Fahri mesti mendekam di penjara. Dia difitnah telah memperkosa wanita yang sama sekali tidak pernah dilakukannya. Fahri tetap bersabar sembari mencari solusi dengan bermunajat pada Tuhannya melalui ibadah di dalam penjara.Akhirnya, sebuah jalan keluar datang dan membuat Fahri terbebas dari hukuman. Orang-orang yang tadinya memberikan kesaksian palsu, bersedia mengungkap fakta yang sebenarnya.

Sastra Serius,novel sastra serius disisi lain lebih fokus menghadirkancerita yang kompleks dan kaya akan makna. Penulisnyanya tidak hanya bertujuan untuk menghibur akan tetapi juga untuk mengajak pembaca merenungkan berbagai aspek kehidupan,mulai dari sosial,politik,hingga filosofis. Contoh novel sastra serius yaitu "Bumi Manusia" karya Pramoedya Ananta Toer  Bumi Manusia mengikuti kehidupan Minke, siswa HBS atau sekolah menengah atas dengan pengantar bahasa Belanda. Minke---yang merupakan satu-satunya orang Indonesia di antara siswa Belanda---mendapat kesempatan dari pemerintah kolonial untuk bersekolah di sana karena ia keturunan priayi. 

Pada konteks masyarakat kala itu, golongan priayi tinggi diberi hak istimewa untuk menduduki karier yang terhormat, selama ia patuh pada tuntutan sistem yang ada. Sistem yang dimaksud adalah berperilaku dengan mengikuti kebudayaan priayi dan tunduk pada kemauan penguasa kolonial, yang memanfaatkan golongan priayi untuk mengukuhkan kekuasaan. Dalam novel ini, Pram mengisahkan pula jalinan cinta Minke dengan Annelies, putri Herman Mellema dengan Nyai Ontosuroh, dan akhirnya menikahinya. 

Hubungan ini pula yang membawanya pada petualangan yang "menggugah", dan menjadi bumbu pelengkap dalam kisah Minke. Minke tergambar sebagai "sosok pribumi" penuh privilese, cerdas, dan liyan daripada golongannya. Tulisan-tulisan Minke dalam majalah berbahasa Belanda misalnya, membuat Asisten Residen mengundangnya sebagai tamu kehormatan, bahkan kemudian menjadikannya sahabat keluarga. Namun, kehidupan penuh privilese ini justru secara berangsur membuatnya tersadar, bahwa dirinya berada dalam masyarakat rasialis. Ia menemukan pula bahwa sistem etis sekalipun, tidak dapat menerima masyarakat bangsanya.

Kesimpulan nya novel sastra populer atau pun sastra serius adalah dua genre yang saling melengkapi dalam dunia novel. Keduanya menawarkan pengalaman baru untuk para pembaca yang ingin membaca novel yang berbeda,namun sama-sama memeiliki nilai dan pesonanya masing-masing

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline