Catatan Harian, 1 September 2014
Tepat tengah malam, Cak Imin terpilih secara aklamasi dalam Muktamar Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) 2014. Diikuti oleh sekitar 3000 peserta dari 33 Dewan Pengurus Wilayah (DPW) dan 505 Dewan Pengurus Cabang (DPC) PKB se-Indonesia, Muktamar mengukuhkan Muhaimin Iskandar sebagai Ketua Umum DPP PKB 2014-2019.
Raut wajah haru dan bangga memenuhi Ballroom Hotel Empire, Surabaya. Sebuah ekspresi yang lama tidak ditemukan dalam perhelatan tertinggi partai yang dilahirkan dari rahim organisasi Islam terbesar di dunia, Nahdlatul Ulama (NU).
Semenjak kelahirannya pada 23 Juli 1998, PKB boleh dikata tak pernah sepi dari konflik. Dualisme kepemimpinan Dewan Syura dan Dewan Tanfidz selalu memantik perseteruan politik internal yang merusak.
Dari episode konflik internal itu banyak kader terlempar dari pusaran politik partai dan melahirkan dua partai sempalan: Partai Kejayaan Demokraai (PKD) dan Partai Kebangkitan Nasional Ulama (PKNU). Prestasi elektoral partai penerus perjuangan Gus Dur ini pun terus menurun dari pemilu ke pemilu.
Adalah Muhaimin Iskandar, politisi muda anak ideologis Gus Dur, yang berhasil mengukir kembali prestasi PKB dalam percaturan politik nasional. Di tengah suasana konflik yang keras, Cak Imin -demikian ia biasa disapa- berhasil meloloskan PKB pada Pemilu 2009. Saat itu, banyak pengamat dan lembaga survei memprediksi PKB tidak akan lolos ambang batas parlemen sebesar 3.5 persen.
Tetapi fakta berbicara lain. Meskipun mengalami penurunan drastis akibat konflik internal yang seolah tak terdamaikan, PKB di bawah kepemimpinan Cak Imin saat itu berhasil lolos dari ambang batas parlemen dan mengirimkan 28 kadernya ke Senayan.
Tidak hanya itu. Pada tahun yang sama, Cak Imin juga berhasil membawa PKB ke dalam gerbong pemerintahan dengan mendukung pasangan SBY-Boediono yang memenangi Pilpres 2009.
PKB pun mengirimkan dua orang wakilnya di Kabinet Indonesia Bersatu pimpinan SBY-Boediono. Masa-masa sebelum hingga tahun 2009 adalah masa-masa berat bagi PKB sebagai partai politik. Namun di bawah kepemimpinan Cak Imin, eksistensi PKB tetap nyata dan mewarnai percaturan politik nasional.
Pada Pemilu 2014, PKB di bawah kepemimpinan Cak Imin bangkit. Konsolidasi politik dan organisasi dilakukan secara intensif. Gagasan dan kreativitas politik menyeruak laksana air bah menerjang dunia media massa yang makin partisan dan business-oriented. PKB yang tidak memiliki media publik tiap hari muncul di media massa.
Kader-kader dan tokoh-tokoh pendahulu seperti KH Ma'ruf Amin, Alwi Shihab, Khofifah Indar Parawansa dan Mahfud MD dirangkul kembali untuk membesarkan PKB. Hubungan dengan NU yang dulu sering on-off disinergikan. Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siraj pun jadi sering runtang-runtung bersama Cak Imin menyapa basis-basis NU di banyak daerah.