Lihat ke Halaman Asli

Hanif Muslim

Mahasiswa Interdiciplinary Islamic Studies

Hadir Sebagai Narasumber Jayus Salam Ajak Pemuda dan Mahasiswa Bangun Desa

Diperbarui: 5 April 2024   00:19

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gambar: Foto Bersama usai Acara/dokpri

Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) kabupaten Bangkalan hadirkan Jayus Salam sebagai Narasumber dalam acara bertajuk PMII Talk dan Buka Bersama dengan Tema "Desa Sebagai Ujung Tombak Kemajuan Bangsa pada hari kamis 04/2024 di Lapota Caffe Telang Bangkalan.

Pengalaman dan posisi sentral Jayus Salam, S.IP sebagai Sekretaris Asosiasi Kepala Desa Kabupaten Bangkalan, sebagai teoritisasi dan juga praktisi desa ia dinilai sebagai narasumber yang tepat secara potensialitas maupun aktualitas dalam membangun desa selaku ujung tombak pembangunan Bangsa.

Ketua umum PC PMII Bangkalan sahabat Shofiyullah menyampaikan bahwa kemajuan bangsa ditentukan oleh desa, Indonesia tidak akan besar karena obor di Jakarta, tetapi akan bercahaya karena lilin di desa-desa.

Hingga tahun 2024 ini terhitung Jayus Salam telah merealisasikan Beasiswa untuk 5 pemuda yang berprestasi dan kurang mampu melalui anggaran Desa. Ia juga berharap kepada semua pemuda dan mahasiswa di desa agar ikut serta membangun desa serta memberikan ajakan persuasif untuk turut mengusulkan beasiswa untuk pemuda kurang mampu dan berprestasi di desa masing-masing.

Figur yang kerap disapa Jayus ini juga menginginkan ada Sinergitas antara pemerintah desa dan pemerintah kabupaten supaya pembangunan Bangkalan terlaksana dengan cepat dan tentunya tepat sasaran.

"Saya siap membantu kepentingan pemuda dan mahasiswa serta menampung semua ide dan gagasannya, jika itu demi kebaikan Bangkalan saya siap dua puluh empat jam," Tegasnya.

Pada sesi terakhir, Jayus Salam juga meminta kepada semua pemuda dan mahasiswa yang hadir dalam acara ini agar terus berkomunikasi, bersinergi serta bahu membahu untuk membangun desa dan Bangkalan lebih baik, tanpa meninggalkan budaya lokal serta tetap mempertahankan jargon Bangkalan sebagai kota dzikir dan Sholawat. (*) 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline