Lihat ke Halaman Asli

Hanida AuliaSanti

Program Studi Geografi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Lambung Mangkurat

Suhu Sebagai Salah Satu Unsur Cuaca dan Iklim

Diperbarui: 9 Mei 2023   22:14

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokpri

                                                                             

Dokpri

Cuaca merupakan bentuk awal yang dapat dihubungkan pada penafsiran akan kondisi fisik udara sesaat pada waktu dan tempat tertentu (Oksfriani, 2019). Cuaca juga didefinisikan sebagai analisis terhadap perubahan  keadaan atmosfer yaitu berupa suhu, angin, kelembapan, sinar mataharim curah hujan, dan sebagainya pada waktu singkat di suatu wilayah tertentu (Budi, 2022). Terbentuknya cuaca adalah hasil dari gabungan unsur cuaca dan jangka waktu tertentu, misalnya pagi hari dan sore hari.

Setiap wilayah memiliki iklim yang berbeda-beda, iklim itu sendiri ditentukan dari hasil rata-rata cuaca dalam waktu yang relatif lama dan terbagi atas cakupan wilayah yang luas. Jenis-jenis iklim didunia berdasarkan posisi relatif khatulistiwa dan garis lintang terbagi atas 4 jenis iklim yaitu iklim tropis, iklim subtropis, iklim sedang, dan iklim dingin. Indonesia sebagai wilayah yang berada di kawasan garis khatulistiwa dengan iklim tropis. Pada iklim tropis biasanya cuaca  cukup hangat sepanjang hari dan tidak ada musim dingin.

Akhir-akhir ini fenomena suhu panas dapat dirasakan oleh sejumlah masyarakat di wilayah Indonesia. Globalisasi yang menyebabkan terjadinya perubahan suhu dipermukaan bumi akibat menipisnya lapisan ozon karena efek rumah kaca, asap kendaraan, serta aktivitas manusia yang bersifat merusak. Kenaikan suhu yang terjadi di Indoneis bukan hanya terjadi disekitar tahun 2022 saja namun juga telah tercatat sejak tahun 2015 dan bahkan tahun tersebut menjadi salah satu tahun dengan peristiwa terbesar terjadinya gelombang panas.Menurut informasi-informasi yang didapatkan dari beberapa berita di media online mengenai fenomena-fenomena perubahan iklim selama 2 tahun terakhir, dapat disajikan analisis berita dalam bentuk framing teks pada Tabel 1.  

Dokpri

Berdasarkan Tabel 1 dapat di analisis bahwa unsur-unsur yang mempengaruhi cuaca dan iklim di suatu wilayah ada 7 yaitu sinar matahari, suhu, kelebapan udara, tekanan udara, angin, hujan, dan awan. 

Apabila unsur-unsur tersebut terganggu atau terhambat oleh faktor-faktor alami maupun akitivitas manusia sehingga dapat ditemukan peristiwa-peristiwa cuaca ekstrem dan perubahan iklim. Dikutip dari beberapa media online bahwa saat ini Indonesia di prediksi akan mengalami kenaikan suhu yang diakibatkan oleh perubahan iklim. 

Faktor alami yang terjadi pertama karena posisi semu matahari yang berada di sekitar 20 dearajat Lintang Selatan, yang berdampak penyinaran matahari lebih banyak mengarah ke Indonesia. 

Kemudian Kedua, saat ini cuaca umumnya cerah-berawan pada pagi hingga siang hari, yang berarti kondisi awan yang bisa menghalangi sinar matahari relatif kurang.  Sementara itu, faktor pendukung lainnya adalah karena adanya aktivitas manusia yang mendukung pemanasan global (menipisnya lapisan ozon) seperti asap industri dan transportasi, berkurangnya ruang terbuka hijau, serta pembakaran bahan bakar berupa batubara dan minyak bumi.

 Selain adanya kenaikan suhu, di beberapa wilayah Indonesia khusunya dataran tinggi terjadi penurunan suhu yang menyebabkan adanya fenomena embun es. Wilayah Dieng menjadi salah satu wilayah yang terdampak fenomena embun es, menurut Aryadi Pembuat alat ukur suhu udara Dieng suhu dingin di dataran tinggi Dieng menyebabkan embun es karena adanya dukungan dari pergerakan angin. Ia juga mengatakan bahwa jika tidak ada angin, suhu tidak akan turun dan  embun tidak akan membeku menjadi kristal es.

Peristiwa-peristiwa perubahan iklim mulai dari gelombang panas hingga fenomena embun es di Indonesia tersebut menjadi permasalahan penting serta menjadi perhatian serius bagi berbagai lembaga dan komunitas lingkungan hidup.  

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline