Kamu, apa kabar? semoga baik-baik saja, ya. Sepertinya kemarin aku melihatmu. Bukan, Kita bertemu, saling tatap setelah bertahun-tahun lamanya saling hilang tak berkabar. Tapi, kenapa kamu malah pergi? Kenapa kamu tidak menghampiriku dan melempar sapa? Apa setidak ingin itu kamu melihatku?
Padahal dulu kita dekat sekali, ya. Tidak bertemu beberapa hari saja rindunya sudah bertumpuk-tumpuk. Mengapa sekarang malah aku jadi orang yang paling tidak ingin kamu lihat? Aku sejahat itu, ya? Tidak, aku tidak akan memintamu kembali kalaupun kita kembali berteman. Apa salahnya? Sebelum hadir kata cinta, persahabatan sudah lebih dulu terjalin di antara kita. Kenapa setelah cinta pergi, tali persahabatan pun ikut pupus. Lima tahun. nyaris lima tahun sudah kita bertingkah seolah tidak mengenal satu sama lain.
Tahu tidak? Aku mencarimu, ingin sekali melihatmu. Sekadar ingin tahu keadaanmu. Apa kamu masih singgah di tempat lain nun jauh di sana, atau kamu sudah pulang ke kota kelahiranmu ini? Aku berharap, lain kali kalau kamu pergi, dan kembali untuk berkenang, jangan lupa mampir,ya. Atau paling tidak, hadirlah dalam jarak pandangku agar aku bisa melihatmu. Tidak, aku tidak ingin hanya melihatmu sekali lagi saja. Aku ingin melihatmu terus.
Sudah ku bilang, kan. Bagaimana pun, dulu kita bersahabat. Aku benar-benar kehilangan sosok yang begitu berarti, yang sedikit banyak telah mengubahku menjadi orang yang lebih baik.
Jadi, kamu apa kabar? Lain kali kalau bertemu, sapa saja aku. Sekedar melempar senyum pun tak apa. Agar aku tahu, itu kamu, dan kamu masih ada.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H