Sebagaimana Negara berkembang, Indonesia memikirkan banyak hal untuk memajukan negeri dan memfasilitasi rakyatnya. Salah satu cara adalah dengan mengembangkan fasilitas transportasi umum.
Transportasi yang sedang dalam proses pengembangan adalah kereta cepat Jakarta -- bandung. Wacana pembangunan kereta cepat Jakarta -- Bandung ini sudah ada di era presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada tahun 2012 lalu. Proyek kereta cepat Jakarta -- Bandung merupakan salah satu upaya menanggulangi kemacetan yang sering terjadi di Tol Jakarta -- Bandung.
Berselang 3 tahun, pada 2015 pemerintah Indonesia sempat menolak 2 tawaran proposal proyek pembangunan kereta cepat Jakarta -- Bandung. Hingga akhirnya Rini Soemarno yang saat itu menjabat sebagai Menteri BUMN bersikeras untuk melanjutkan proyek kereta cepat Jakarta -- Bandung.
Dengan menggandeng Cina yang kala itu merupakan salah satu negara yang mengajukan tawaran proposal proyek pembangunan tersebut.
Pada tahun 2021 ini konstruksi proyek sudah mencapai 80%. Namun, proyek pembangunan kereta cepat Jakarta -- bandung ini justru mengalami pembengkakan biaya hingga Rp 27,74 triliun dari estimasi awal sebesar Rp 86,5 triliun menjadi Rp 114,24 triliun.
Perjanjian awal pemerintah Indonesia dengan Cina dalam proyek pembangunan kereta cepat dimulai pada Agustus atau September 2015 dan berakhir pada 2018.
Namun, hingga kini pembangunan tersebut masih dalam proses dan mundur 3 tahun dari rencana. Kesalahan sangat mungkin terjadi namun kesalahan bisa diminimalisir dengan melakukan analisis strategi yang tepat.
Keterangan :
Tawaran Jepang
- Dimulai pada 2016, Test-run 2019 dan Pengoperasian 2021
- Nilai investasi USD 6,2 miliar
- 75% dibiayai jepang
- Bertenor 40 tahun
- Bunga 0.1 persen per tahun
- Teknologi : Kereta cepat Jepang sudah dikembangkan sejak tahun 1964 sesuai dengan kebutuhan kondisi iklim empat musim
Tawaran Cina
- Dimulai Agustus atau September 2015 dan selesai pada 2018
- Pinjaman USD 5,5 miliar
- Bertenor 50 tahun
- Bunga 2 persen per tahun
- Skema 40% dibawah kepemilikan Cina dan 60% kepemilikan lokal
- Teknologi : Teknologi Siemens yang di kembangkan Cina sejak tahun 2003
Sesuai Dengan Kebutuhan