Lihat ke Halaman Asli

Burhan Pribadi

Just writing and sharing

Kritik Buat Ranieri Setelah Leg-1 Perdelapan Final Liga Champions Vs. Marseille

Diperbarui: 25 Juni 2015   19:18

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Olahraga. Sumber ilustrasi: FREEPIK

Dari awal, formasi yang diturunkan Ranieri sangat meragukan 4-4-1-1. Memasang Chivu di posisi bek kiri yang biasanya diisi oleh Yuto Nagatomo. Dengan begini, kekuatan pennyerangan Inter sedikit berkurang. Nagatomo type pemain cepat dan lebih banyak membantu serangan daripada Chivu. Kekuatan penyerangan Inter akan sedikit berkurang. Menempatkan Zarate di sayap kiri. Haaaaah..dengan type permainan Zarate selama yang terlalu bernafsu menggiring bola, bernafsu untuk bisa melewati pemain lawan yang berujung dengan kehilangan bola, sangat meragukan buat Zarate. Di Lini tengah ada Cambiasso, Zanetti, dan Stankovic. Ranieri seolah belum mempunyai formasi paten, Inter akan dibuat seperti apa?

Dengan masih adanya Giampaolo Pazzini dan Diego Millito di bench, saya kira diantara mereka berdua lebih pantas diduetkan bersama Diego Forlan dengan formasi 4-4-2.

Dan keraguan saya terbukti di babak pertama, Zarate terlalu bernafsu untuk melewati pemain lawan dan kehilanngan bola. Sangat kurang efektif. Saya berharap di babak kedua akan ada pergantian Zarate-Milito/Pazzini, ternyata tidak. Zarate masih dimainkan di babak kedua. Yang ada pergantian Maicon-Nagatomo. Ok lah mungkin kondisi fisik Maicon memang belum 100persen selepas cedera. Tapi yang saya harapkan tidak kunjung terjadi (Pergantian Zarate). Baru di menit ke-64, Zarate diganti, tapi yang masuk bukanlah Milito/Pazzini, pemain yang menggantikan Zarate adalah Joe Obi. Hallo Ranieri...!!!!...apakah anda tidak mau mengejar gol tandang..???? pertanyaan itu yang yang saya pertanyakan sepanjang pertandingan. Seolah-olah Inter tidak berusaha mengejar gol tandang, bukannya menggantikan Penyerang-Penyerang malah memasukkan Joel Obi. Kalau pun mengejar hasil imbang, kejarlah hasil imbang yang berhasil mencetak gol tandang, 1-1 kek, 2-2 kek, atau lebih. Jangan puas dengan hasil imbang 0-0 di kandang lawan. Yah perhitungan matematika aja lah...!!! perhitungkan produktifitas gol tandang. Ok lah kalo itu yang diharapkan, hasil imbang 0-0 di kandang lawan nanti kita kejar kemenangan di kandang di Giuseppe Meazza. Tapi plisss..!!! inget juga di musim ini pun Inter dari 3 pertandingan Liga Champions di Giuseppe Meazza, Inter kalah 2 kali. Jadi rekor Inter di Giuseppe Meazza juga sangat buruk.

Sepanjang pertandingan saya masih mengharapkan dimasukkanya Milito/Pazzini. Kalo tadi mengharapkan menggantikan Zarate, kali ini mengharapkan yang diganti adalah Dejan Stankovic, Stankovic sudah terlihat sangat lamban. Tapi yang saya harapkan tak kunjung terjadi. Ok saya pasrah dengan hasil imbang 0-0.

Hem....tapi harapan terakhir itu pun tidak terjadi juga. Inter dihukum oleh A. Ayew, memanfaatkan sepak pojok dimenit 90+2. Inter kalah lagi..!!!..dan sudah 7 pertandingan Inter dilewati tanpa kemenangan, 6 kalah dan sekali seri. Inter, kami (Interisti) rindu kemenangan...Plisss...!!! menanglah di pertandingan selanjutnya..YA..??

Forza Inter, Non Mollare Mai...!!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline