Dalam sejarahnya bangsa ini dilahirkan melalui pikiran, pikiran Yang kuat menentukan keberlangsungan peradaban. Tentu kemerdekaan Yang diraih tidak hanya gerak saja Tanpa pikiran. Sokarno, hatta, tan Malaka Dan para pendiri bangsa lainya merupakan aktivis pemikir sekaligus pegerakan. Dalam banyak catatan sejarah para Tokoh ini tidak Lepas Dari Yang namnya Buku. Terutama Hatta, "Dengan buku Aku bebas".
Boleh jadi mengasikan. Lain Hari ini, lain Pula Hari itu. Bahkan benar katanya "setiap zaman, punya zamnya sendiri-sendiri". Tantangan Hari ini disaat literasi bangsa Indonesia terpuruk Dalam hal membaca dengan peringkat ke 60 Dari 61 Negara Menurut sumber : CCSU(Central Connecticut State University) pada Tahun 2016.
Rangking tersebut harus selalu menjadi renungan Dan kesadaran sekala nasional. Apakah dengan data tersebut bisa merefresnetasi kemajuan atau kemuduran suatu bangsa ? Jawabnya tentu saja bisa, literasi adalah jawaban Yang utama untuk menjadi Tolak ukur sumber Daya Manusia(SDM) Yang unggul bahkan kemajuan dari suatu Negara.
Selogan Yang baru-baru ini ditampilkan dimuka umum dipriode kedua presiden Jokowi sangat menarik, "SDM Unggul Indonesia maju" komitmen ini harus diaspirasi, tapi tidak dipungkiri juga bahwa memang sudah menjadi keharusan tugas utama kepala Negara Guna mencerdasakan kehidupan bangsa sesuai UUD 1945.
KRISIS SDM GURU
Banyak kasus Yang terjadi pencabulan Murid Yang dilakukan Oleg oknum guru membuktikan bahwa krisis sumber Daya Manusia Guru terpapar beramasalah. Adapun masalah Yang terjadi sangat melemceng Dari falsafah pendidikan bangsa Indonesia itu sendiri, bukan kah kualitas guru Yang baik harus membuktikan falsafah ini dengan benar dan baik "Ing ngarso sun tuladha, Ing madya mangun karsa, tut wuri handayani". Falsafah pendidikan bangsa Indonesia ini diharuskan dipegang teguh oleh tenaga pendidik sebagai kekuatan, keteguhan, kesabaran, Serta kecerdasan Yang harus dimiliki. Tentu saja Dibalik Sumber Daya Manusia(SDM) Yang unggul tentu memerlukan kualitas sumber daya guru (SDM) Guru Yang baik, sesuai perinsip falsafah pendidikan tersebut.
Di Indonesia sendiri bukan berati tidak ada sumber daya Manusia(SDM) Guru Yang terintegeritas sesuai falsafah pendidikan, lalu mengantikan dengan tenaga pendidi Dari luar(asing). Sebelum terlambat, pendidikan karakter guru perlu diadakan,ditumbuhkan, Dan terus dilestarikan. Guru Yang berkarakter Akan tercipta Murid Yang berkarakter. agar guru selalu mengasah kemapuan intellectual exssaize, maka pendidikan berkarakter guru harus dimulai dengan secrening dan diuji Serta dibina sesuai dengan apa Yang diinginkan.
Pekerjaan guru tidak mudah, Karna tugas guru bukan hanya menyajikan materi, menganjal Pengetahuan, memberikan nilai dan ll, guru juga harus dituntut mempunyai karakter,lokal wisdom,kreatif, dan inovatif Serta kecerdasan.
SEMUA ORANG ADALAH GURU
Awal-awal bedirinya bangsa Indonesia Hatta pernah mengkritik Soekarno dengan pernyatan Yang tegas "dimanah-manah Negara Yang Baru merdeka haruslah dibangun terlebih dahulu pendidikan", namun apa yang dikritik beliau tersebut diperjuangkan namun tidak begitu dominan, Karna ambisi perpolitikan bung karno.
Bukan berati pada masa itu pendidikan kita tidak baik Pula, justru pada Tahun 1958 terbitlah kebijakan peraturan Pemerintah No.65 dan terbentuklah Dewan tenaga Atom dan lembaga tenaga Atom(LTA), cikal bakal bedirinya (BATAN). Bisa kah kemajuan ini bagian dari keluarbiasaan pendidikan pada masa itu?