Lihat ke Halaman Asli

Hangger Risang Rachmaputra

Salam kenal kawan, semoga hal-hal baik selalu menyertai kalian!

Mari Saling Membersamai lewat Hal-hal Kecil Ini, Selamat Hari Bumi

Diperbarui: 22 April 2021   04:24

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber : dokumen pribadi

Bumi merupakan planet satu-satunya yang layak dan dapat dihuni oleh umat manusia. Planet tempat tinggal kita sekarang ini kurang lebih sudah berusia 4,5 miliar tahun, tentu bukan usia yang muda lagi bagi sebuah planet. Sudah banyak kerusakan yang diakibatkan oleh kita. Siapa lagi kalau bukan manusia itu sendiri mulai dari kerusakan di darat, air mapun udara. Sebagai penghuni Bumi, sudah sepatutnya manusia andil bagian dalam menjaga dan merawat ekosistem supaya planet ini tetap layak untuk ditinggali.

Namun seringkali, karena keserakahan demi keuntungan pihak tertentu yang dilakukan secara terus-menerus Bumi perlahan menjadi tidak bersahabat seperti dahulu. Misalnya saja, pembuangan emisi gas oleh kendaraan bermotor dan terjadinya efek rumah kaca yang pada akhirnya mengakibatkan semakin naiknya/panasnya suhu bumi dan secara perlahan mengubah iklim Bumi jika kita tidak bersama-sama saling peduli dengan lingkungan.

Tentu hal ini akan berakibat pada kualitas hidup manusia saat ini yang  berbeda kualitas saat menikmati hidup dengan manusia pendahulu sebelum mesin diciptakan. Memang, sepatutnya kita bersyukur dengan teknologi yang serba mudah di dewasa ini namun perlu kita ketahui, jika kita sebagai manusia era saat ini tidak bisa mengelola segala kemudahan yang tercipta ini dengan mudah, maka lambat laun hanya akan menjadi bom waktu bagi manusia itu sendiri.

Bisa kita lihat di keseharian kita, sudah lazim rasanya jika kita menjumpai polusi baik udara maupun air ada dimana-mana. Terlebih lagi, masalah sampah yang seperti tidak akan pernah ada habisnya dalam penyelesaiaan untuk menanggulanginya. Hal ini tidak lain sifat kebanyakan manusia yang komsumtif tanpa memedulikan efek jangka panjang yang akan terjadi pada Bumi kita ini. 

Bahkan WEF (World Economic Forum) memprediksi bahwa pada tahun 2050 jumlah plastik di lautan akan lebih banyak dibanding ikan. Kita ketahui sendiri bahwa plastik itu sangat sulit untuk terurai dan tentunya jika biota laut memakan dapat membahayakan ikan dan manusia itu sendriri jika kita mengonsumsinya selain itu, juga dapat merusak ekosistem laut di sistem terumbu karangnya.

Melihat perananan terumbu karang yang sangat vital bagi ekosistem laut, miris rasanya jika kita melihat kondisi terumbu karang di Indonesia. Pemanfaatan maupun eksploitasi yang berlebihantanpa adanya upaya pemulihan pada akhirnya hanya akan membuat kerugian bagi masyarakat itu sendiri. 

Dari berbagai permasalahan-permasalahan terutama mengenai kelestarian lingkungan yang telah diuraikan diatas, cobalah masing-masing diri kita sadar atas kesalahan yang telah kita lakukan terhadap Bumi kita ini. Mungkin satu dua hal kecil ini dapat membantu atupun setidaknya menunda kerusakan yang parah terhadap planet kita tercinta ini.

Pertama, seringkali kita lakukan dalam keseharian kita misalnya jika dalam keadaan tidak mendesak dan tidak terbatas waktu ditambah lagi jarak yang dekat bersepeda menjadi pilhan utama yang wajib kalian pilih. Tentunya melalui hal kecil seperti ini kita setidaknya  dapat membantu Bumi dalam pemulihan iklim karena dapat mengurangi emisi karbon yang dihasilkan melalui kendaraan bermesin.

Kedua, kurangi penggunaan plastik dengan memmbawa tas dari rumah. Permasalahan plastik disini tidak selalu plastik sekali pakai yang ada di pasar/tempat perbelanjaan saja lebih dari itu ada botol, kemasan produk, dll. Kita dapat membantu sedikit banyak dengan membeli wadah, tas maupun emasan yang nantinya dapat dipakai ulang. Jika kita melakukan bersama-sama pastinya sampah yang dihasilkan disetiap harinya tidak akan membludak.

Ketiga, bijak dalam penggunaan air dengan berhemat. Memang air di dunia ini tidak akan pernah habis namun kualitas dan kuantitas air yang bagus dan baik untuk digunakan manusia lambat laun pastinya akan menurun. Dengan mengatur volume keran sesuai dengan porsi kegiatan yang akan kamu lakukan, misalnya ketika kita mandi alangkah baiknya menggunaka shower daripada gayung. Dengan penggunaan shower kuantitas volume air dapat dikurangi. Selain itu penggunaan air kembali, bisa diaplikasikan misalnya air sisa wudu bisa dialirkan untuk irigasi, untuk menyiam tanaman maupun kolam ikan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline