Berangkat dari perspektif yang berbeda tentang perubahan menuju masyarakat sejahtera, adil dan makmur tentunya akan mempertemukan kita pada sebuah kesepahaman pemikiran bahwa perubahan dan pemuda tidak dapat dipisahkan, karena pemuda memiliki peran pada bagian dari perubahan itu sendiri.
Dewasa ini kita membutuhkan kehadiran pemuda ditengah kehidupan masyarakat dalam porsi yang lebih besar, jika awalnya pemuda diharapkan bisa menjadi agent of change, maka dalam menghadapi berbagai permasalahan bangsa saat ini, pemuda diharapkan bisa memainkan peran yang lebih strategis dengan menjadi director of change, sehingga pemuda tidak hanya mendorong terjadinya sebuah perubahan, tapi juga ikut menentukan arah dari perubahan itu sendiri.
Keterlibatan pemuda dalam pembangunan dapat kita temukan diberbagai ruang dan jenjang, mulai dari jenjang nasional hingga ke daerah dan desa-desa tentunya, oleh sebab itu selaku pemuda kita harus membekali diri dengan berbagai pengetahuan dan ketrampilan yang memadai sebagai jawaban dari pertanyaan seputar permasalahan dan kebutuhan masyarakat tentunya.
Dalam konteks wilayah, Desa adalah sebuah ruang lingkup sosial yang paling kecil, tapi sebaliknya memiliki ruang lingkup permasalahan yang kompleksitasnya cukup tinggi meliputi ekonomi, politik, agama, pendidikan, kesehatan, sosial, budaya, pertahanan, keamanan dan sendi-sendi kehidupan lainnya. Hal ini merupakan isyarat bagi pemuda desa agar sadar dan bisa memberikan kontribusi yang positif baik dalam bentuk pemikiran, tenaga maupun materi bila dalam harapannya ingin melihat desanya maju dan mandiri.
Menyikapi hal ini pemuda desa harus bisa berwawasan global, berpikir nasional dan bertindak lokal. Seorang pemuda desa di era komunikasi yang terbuka saat ini tentunya tidak akan menemukan kesulitan untuk mendapatkan informasi sehingga saat ini banyak pemuda desa yang berwawasan global, dan hal itu memberi kesempatan untuk bisa memposisikan diri sebagai abdi bangsa yang berpikir nasional pada ruang-ruang ilmiah maupun media sosial yang merupakan ruang komunikasi publik.
Bila saat ini pemuda desa sudah bisa berwawasan global dan berpikir nasional hal ini saja belum terlalu berarti bagi masyarakat, karena sangat ironis bila pemuda desa dengan modal wawasan dan pola pikir yang mengalami lompatan akses tapi pada kenyataannya belum mampu untuk mengidentifikasi, memahami, dan menemukan solusi atas segala permasalahan desa yang selama ini menjadi identitasnya.
Apalah arti sebuah wawasan bila hanya menghasilkan keberpihakan dalam nalar politik, kritik-kritik pada tatanan ideologi yang mendunia, tapi pada kenyataannya selaku pemuda desa kita belum mampu untuk bertindak lokal dalam memperjuangkan nilai dan norma yang seharusnya tumbuh dan mengangkat harkat serta martabat desa kita.
Di akhir alenia ini buatlah kesepakatan antara nalar dan hati kita bahwa untuk mewujudkan kehidupan yang berkualitas disebuah desa, kita butuh social movement yang digerakan oleh para Pemuda Desa yang Berwawasan Global, Berpikir Nasional dan Bertindak Lokal.
HANFRY A.R. MATRUTTY, SH.
Peneliti di IRS (Indonesia Research & Strategy)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H