Lihat ke Halaman Asli

Handy Pranowo

TERVERIFIKASI

Love for All Hatred for None

Terserah Tuhan Saja

Diperbarui: 4 Mei 2024   18:28

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Ia datangi matahari ketika cahayanya meredup. 

Wajahnya yang murung di lipatnya ke dalam kerudung.

Ia tak mau seorang pun tahu. Segala dendam. Segala rindu yang bertalu-talu terkurung.

Ia berencana menguburkan dirinya di sana. Telanjang dan tenggelam bersama matahari senja.

Gadis remaja itu lama terdiam untuk beberapa saat di depan matahari yang muram.

Di panggilnya angin, di panggilnya burung-burung yang tengah pulang.

Di ceritakan niatnya. Di kisahkan sedihnya. Di lampiaskan amarah di dadanya.

Angin dan burung tak banyak bicara selain terus menyeka air mata.

Ada lebam di selangkangannya. Ada desah miris bergetar telinga.

Wajah ayah dan pamannya berputar-putar di bola matanya.

Harimau buas tak pernah memangsa anaknya. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline