Aku telah lama menguburkan puisi-puisiku di sini di halaman batinku yang sepi di sebelah makam jantungku sendiri. Membusuklah kalian bersama kehampaan jalan yang panjang.
Ku biarkan mereka di hujani gerimis. Di hujani kesunyian yang paling manis. Lenyaplah bersama angin. Sisa-sisa diksi di selembar kertas ku biarkan membeku menjadi debu di dinding waktu.
Ku putuskan untuk pulang. Ziarah ke jiwa yang terluka. Mengetuk pintu kuburan yang belum terkunci. Menanggalkan segala kenangan di tiap-tiap kata yang telah menjadi kembang. Ku ingin hanyut bersama air mata kepedihan.
Handy Pranowo
26-November 2023
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H