Lihat ke Halaman Asli

Handy Pranowo

TERVERIFIKASI

Love for All Hatred for None

Aku Menulis Puisi Ini Waktu Angin Kencang dan Hujan Lebat Mengguyur Kota Jakarta

Diperbarui: 17 Januari 2023   14:39

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Aku menulis puisi ini waktu angin kencang dan hujan lebat mengguyur kota Jakarta.

Sambil menghisap rokok di depan rumah petakan yang sering di kunjungi banjir dan nestapa.

Sejujurnya aku tak percaya prakiraan cuaca sama halnya aku tak percaya mulut-mulut politikus 

saat kampanye mendulang suara. 

Masih di depan rumah petakan yang sempit. Hampir seluruh pintu tertutup rapat dan semua jemuran telah di angkat.

Ku perhatikan tetes-tetes air berebut jatuh menimpa apa saja. Bagai tombak-tombak kecil dari langit. Licin dan mengkilap.

Percikannya muncrat ke dalam mata juga ke dasar jiwa. Mereka tak khawatir terluka tak pula urung berduka. 

Dan aku masih menulis. Serangkaian kata yang di bubuhi tetes hujan di kota Jakarta yang semakin tua dan renta.

Dari jauh suara anak-anak kecil gaduh telanjang dada berlarian menyambut hujan. 

Mereka keluar dari lorong gang bersama puluhan kecoa yang tergenang di comberan.

Kiranya Tuhan telah membuat mereka bahagia. Melupa sejenak persoalan sekolah dan pekerjaan rumah yang belum selesai.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline