Lihat ke Halaman Asli

Handy Pranowo

TERVERIFIKASI

Love for All Hatred for None

Demi Kekasihku

Diperbarui: 28 Desember 2022   01:14

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Kekasihku menunggu di depan pintu. 

Dan jendela hatinya menganga saat bulan sabit melepuh di angka tujuh. 

Malam yang kikuk meratap di comberan yang keruh. Wajahnya bopeng penuh kurap dan panu.

Rumah-rumah gubuk melamun pilu sebagian mendengkur memburu mimpi yang semakin ngawur.

Kekasihku seorang biduan dangdut kelas anggur murahan. Ia bernyanyi dan berjoget di pinggir jalan. 

Di pinggiran kota besar. Di tengah-tengah keramaian pasar tradisional.  

Supir angkot, tukang parkir serta seluruh gembel dan pengangguran terlihat senang dan terhibur mendengar kekasihku berdendang.

Di balik remang-remang malam lampu Jakarta diam-diam mereka mengintip belahan dada kekasihku yang terbuka.

Duhai sabit. Duhai angin malam.

Keringat kekasihku mengucur dari dahinya yang hitam. Rambutnya lengket. Bajunya kumal.

Aroma tubuhnya sama persis dengan aroma debu jalanan saat angin membawanya terbang.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline