Lihat ke Halaman Asli

Handy Pranowo

TERVERIFIKASI

Love for All Hatred for None

Mudik Lebaran

Diperbarui: 16 April 2022   03:06

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

ilustrasi. pixabay.com/surugulll01

Sudah dua tahun belakangan ini semenjak wabah flu paling canggih menyerang dunia dan dengan cepat pula penyebarannya di Indonesia tanpa basa-basi tanpa pilih kasih lalu dengan sadis melumpuhkan salah satu organ vital manusia yaitu paru-paru hingga berujung hilangnya nyawa. 

Maka dari itulah Mudik Lebaran sudah lama tidak merasakan pulang kampung menikmati hari raya bersama keluarganya di sana. Ia takut akan membawa penyakit flu tersebut dan menularkan keluarganya di kampung.

Sungguh menyedihkan memang semua aktifitas manusia di dunia di batasi dari masalah ibadah hingga silahturahmi demi mencegah penyebaran penyakit flu canggih tersebut yang kian hari semakin tidak terkendali.

Istri dan satu anaknya berada di kampung, tadinya mereka tinggal bersama Mudik di kota besar namun semenjak awal wabah menyerang dan rasa-rasanya semakin menggila ia hijrahkan buru-buru anak dan istrinya ke kampung halaman demi keselamatan keluarga kecilnya.

Semua perkantoran atau pekerjaan yang berhubungan langsung dengan aktifitas manusia di sekat, di batasi. Sekolah sebagai ruang belajar di tutup. Pariwisata sepi. Di jalanan yang ramai hanya sirene ambulan dan kematian. Kota besar mati.

Orang-orang wajib mengenakan masker dan di swab demi mengendalikan wabah dan menekan angka penyebaran serta upaya terakhir yang di lakukan pemerintah demi perlindungan kesehatan warganya adalah setiap orang wajib vaksin hingga tiga kali. Sesuai dengan kriterianya masing-masing.

*****

Sudah lama Mudik Lebaran tak merasakan nikmatnya ketupat dan opor ayam buatan ibunda tercinta. Selama ini opor ayam dan ketupat hanya dapat dari kiriman tetangga yang masih baik hati dan perduli kepadanya. 

Rasanya sudah lama pula ia juga tak bersimpuh di kaki orang tuanya yang kini hanya tertinggal ibunya saja. Rasa rindu sering datang namun apalah daya, perasaan yang sama juga pasti di rasakan oleh yang lainnya.

Paling-paling saat ini Mudik Lebaran hanya bisa menikmati khidmatnya kebersamaan Idhul Fitri melalui telepon genggam seri lama yang batu baterainya sudah melendung dan dengan itu juga ia harus merogoh koceknya lebih untuk membeli pulsa kuota. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline