Lihat ke Halaman Asli

Handy Pranowo

TERVERIFIKASI

Love for All Hatred for None

Hampa

Diperbarui: 11 April 2022   20:33

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokpri

Aku menunggumu di sebuah waktu. Waktu yang terasa pahit menyerang lidahku.

Lidah yang selalu mengatakan rindu untuk malam-malam yang larut biru datang dari jauh.

Sementara bulan rusuh di sudut gelap di atas dedaunan tua yang sebentar lagi jatuh.

Cahayanya tidak lagi terbentuk melainkan pudar berserakan di dadaku yang penuh menyimpan cemas dan pilu.

Semua kata-kata telah beku tidak lagi mencair seperti dulu.

Aku akan pulang lebih dulu sebelum senja tenggelam, sebelum segala resah menaiki pundakku lalu menikam.

Rasanya merebahkan diri dan membiarkan segalanya terjadi itu lebih baik dari pada harus berkutat dengan sisa-sisa nafas di dada menahan sakit.

Puisi-puisiku menanti di kubur sama halnya dengan umur.

Kau tak usah lagi datang berkunjung telah ku kemas segala penyesalan ku masukkan ke dalam karung.

Akan ku larung, ku bawa ia serta menuju sebuah musim di mana segala sesuatu tersimpan di balik embun.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline