Sudah di siapkan kata-kata dari kemarin yang di peram dari pagi hingga malam.
Di rendam dalam rintik hujan di siangi di kala senja dan di hangati oleh pelukan rembulan.
Sepertinya semua sudah siap tinggal di angkat lalu di tiriskan.
Kini datang waktunya sebelum keinginan menjadi bayang-bayang sebelum kata-kata melebur di kegelapan.
Ku julurkan penaku ke seluruh tubuhmu serupa luka yang baru saja sembuh.
Ku sisakan setitik air di matamu agar puisiku luruh menyatu ke dalam sukmamu.
Nyatanya tubuhmu telah penuh oleh syair-syair kenangan masa lalu.
Tampak kelok dan jurang yang jauh di sanalah bait terakhir puisi ini akan berlabuh.
Handy Pranowo