Lihat ke Halaman Asli

Handy Pranowo

TERVERIFIKASI

Love for All Hatred for None

Kunang-Kunang Telah Mati

Diperbarui: 23 Februari 2022   22:49

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pixabay.com

Kunang-kunang telah mati jasadnya terkubur di malam hari.

Angin hening, sajak-sajak pingsan, bulan menggulung cahayanya menjatuhkan air mata.

Jangkerik dan burung hantu entah kemana pergi, rumah-rumahnya menjadi tembok dan pagar besi.

Tinggal lampu-lampu jalan berpendar di tengah semarak kota yang bising dan sumpek.

Udara di sana menampung batuk dan pilek sementara kita bernafas dari mulut yang penuh debu dan berlumut.

Dari tabung-tabung oksigen yang di kirim perawat melalui ambulance yang macet di tengah jalan.

Cuaca yang baik dan genit telah berganti iri dan dengki.

Mesin-mesin industri pongah terbahak-bahak mencintai kebohongan dari lelucon-lelucon ramah lingkungan.

Kunang-kunang telah mati dicakar kuku-kuku tajam tanganmu yang haus ambisi.

Handy Pranowo

23022022




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline