Lihat ke Halaman Asli

Handy Pranowo

TERVERIFIKASI

Love for All Hatred for None

Ke Dokter Gigi

Diperbarui: 3 Februari 2022   14:18

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

ilustrasi. Dokter Gigi/pixabay.com

"Sudah tua kok takut ke dokter gigi, kemarin vaksin nggak takut di suntikkan" seru dokter menggemaskan.

Dokternya seorang perempuan, cantik, tidak bengis namun rasanya akan ada pertanyaan-pertanyaan membosankan.

Di dalam ruangan yang penuh gambar gigi dan mulut menganga aku merasa ada dalam sebuah ketakutan yang terpaksa.

"Maaf ya dok, saya belum tua, gigi saya masih utuh tidak ada yang keriput hanya saja rambut mulai tumbuh uban barangkali karena sering kepanasan di jalan".

"Oh maaf kalau begitu, jadi gigi mana yang sakit, atas atau bawah, kanan atau kiri, depan atau belakang."

Dokter mempersilahkan duduk di kursi hidrolik berwarna hitam dengan segala peralatan berwarna perak dan sebuah lampu sorot menyilaukan.

Badanku setengah rebah, mulutku terbuka, pikiranku mengembara, laparku tiba-tiba menghilang.

"Jangan kaku ya, cuma kapas kecil yang akan di masukkan ke dalam mulut bukan ke dua lubang hidung, tenang saja ini hanya sebentar tidak akan sakit paling cuma ngilu seperti di sunat".

Sebuah alat kecil masuk ke dalam mulut sepertinya ia berputar-putar, sebuah bor kecil suaranya menggelitik telingaku rasanya ingin muntah.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline