Lihat ke Halaman Asli

Handy Pranowo

TERVERIFIKASI

Love for All Hatred for None

Kebun Binatang

Diperbarui: 20 Januari 2022   14:40

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

pixabay.com

Sejak singa meninggalkan hutan dan menanggalkan tahta kerajaannya lalu memilih profesi sebagai penghibur di pasar malam sejak itulah singa kehilangan taringnya.

Awalnya aku tidak percaya mengapa singa yang ganas itu bisa jinak dan di ajak kerja sama untuk mencari makan dengan sedikit intrik sulap semisal mendatangkan burung merpati dari balik jaket hitam.

Hiburan, liburan, akhir pekan, mungkin itulah alasan manusia memindahkan segala jenis binatang ke tengah kota meski jumlahnya terbatas dan ukuran kandangnya tidak luas.

Yang penting bisa di nikmati orang-orang dan mendapat keuntungan maka mereka menyebutnya kebun binatang.

Kamu tahu kebun? seperti kebun milik ibumu yang hanya bisa menampung belalang dan kupu-kupu tetapi diam-diam menerima kedatangan ular dan nyamuk belang di depan pintu.

Orang-orang ramai berkunjung ke kebun binatang sambil membawa tikar dan makanan dengan senyum riang dan langkah kaki yang ringan.

Para penjaga menunggu di pintu karcis dengan senyuman mereka dapat di kenal sebab berseragam coklat dengan topi bundar di kepala mirip seorang tokoh petualang di film Indiana Jones.

Selalu mereka ingatkan kepada seluruh pengunjung agar jangan buang sampah sembarangan, jangan beri makan hewan-hewan, berilah makanan kepada yang membutuhkan seperti saya ataupun orang-orang kelaparan.

Mama, mama lihatlah, harimau terkunci, apakah tertidur atau mati, di sini elang dan merpati tak dapat terbang tinggi.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline