Lihat ke Halaman Asli

Handy Pranowo

TERVERIFIKASI

Love for All Hatred for None

Menyusuri Jalan Raya Multatuli

Diperbarui: 12 Januari 2022   01:27

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dokpri.

Di jalan menuju alun-alun Rangkasbitung langkahku menghitung seberapa jauh mendung telah berlalu. 

Di sini, angkutan kota berjalan terhuyung menunggu penumpang yang tak kunjung sementara panas matahari menyengat. 

Pohon-pohon rimbun lesu di telan murung.

Aku menjadi asing di kota ini seperti guguran daun yang jatuh di atas trotoar kering.

Di mana Saijah, di mana Adinda?  Mereka ada di perpustakaan ucap seorang lelaki yang aku tanya di tengah perjalanan.

Lelaki itu duduk sendiri di bangku trotoar di sampingnya tergeletak buku Max Havelaar yang telah usang.  Terlupakan, tak lagi terdengar kabar.

Oh tanah Lebak yang beradat masih ingatkah dirimu akan sejarah kelam.

Penderitaan rakyatmu di bawah kekuasaan aparat daerah yang sewenang-wenang.

Padahal tanah dan gunung-gunungmu subur, sawah-sawah terhampar luas membentang.

Namun cakar feodalisme rakus menghisap dan bebas berkeliaran.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline