Lihat ke Halaman Asli

Handy Pranowo

TERVERIFIKASI

Love for All Hatred for None

Puisiku

Diperbarui: 18 November 2021   14:13

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Kau dendangkan nyanyian bagi puisiku yang sekarat.

Kau hempaskan ia ke tengah derasnya hujan berharap puisiku hanyut tenggelam.

Di antara kehampaan yang berkeringat, mata puisiku terjaga untuk waktu yang singkat.

Tak ada pintu jawaban yang terbuka selain gema di dalam batin yang sia-sia di tangkap.

Puisiku berontak membentur tiang-tiang kesepian yang luruh karena remang lampu jalan di singkap kabut pengkhianatan.

Seringkali hujan menderaskan air mata namun puisiku pasrah di lilit halilintar yang menjadikan ia gamang melangkah.

Puisiku adalah suara dari jelaga malam yang kotor menembus kepekaan cahaya bintang.

Menghimpun ribuang burung-burung malam untuk terus terbang mengabarkan duka dari batin yang terdalam.

Puisiku masih bernafas meski tak pernah menciptakan kehidupan ia pandai menyimpan kesedihan.

Handy Pranowo

18112021

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline