Lihat ke Halaman Asli

Handy Pranowo

TERVERIFIKASI

Love for All Hatred for None

Digoda Hantu

Diperbarui: 4 Oktober 2021   01:48

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

Percaya sama mahkluk halus atau pernah melihat mahluk halus atau bahkan pernah di ganggu mungkin oleh mahkluk halus. Makhluk halus di sini maksudku hantu, bisa genderuwo, pocong, kuntilanak atau apapun lah.

Percaya tidak percaya sih ya sama hal mistis macam hantu-hantu yang tadi saya sebutkan namun ada satu kejadian yang tidak pernah terlupakan dalam hidup saya bahkan hingga saat ini. 

Sebenarnya ini kejadian lucu bukan seram bahkan mungkin ini hal konyol yang memalukan yang pernah terjadi beberapa tahun yang lalu tepatnya di masa-masa awal saya bekerja sebagai Waiter di sebuah restoran dan bar di jalan Mahakam, Blok M sekitar tahun 2001.

Kejadiannya pas malam Senin selepas pulang bekerja, tapi sebentar coba cek deh oleh teman-teman Kompasianer pasti lebih serem dan lebih sepi kalo malam Senin di banding malam Jumat, apalagi yang tinggal di kota-kota besar kelihatan benar perbedaanya.  

Ya sudah kita langsung saja ke inti ceritanya. 

Hari Minggu itu saya dapat tugas kerja shift dua dari jam 4 sore sampai jam 12 malam biasanya kalo pulang malam saya naik Bajaj atau naek angkot "Tuyul" dari terminal Blok M ke arah Kebayoran Lama.

Tetapi berhubung malam itu ada seorang kawan yang bernama Budi yang kebetulan satu arah pulang dan ia membawa motor maka dia pun mengajak saya untuk pulang bareng.

Naek Vespa cuy, tapi Vespa bodong yang sudah nggak jelas rupanya, sebenarnya dia baru saja beli motor tersebut dari salah seorang temannya namun STNK nya tidak ada, lampu depannya menyala redup tidak jelas juga, lampu belakang tidak menyala, lampu sen keduanya juga bernasib sama.  

Pokoknya amburadul deh tuh Vespa, katanya dia "ngangkat" seharga tiga ratus ribu rupiah dari seorang temannya yang pecandu narkoba.

Tetapi cuek sajalah, happy-happy aja lagi pula saya bisa save uang 5000 rupiah ongkos naik angkot. Di tengah perjalanan Budi menawarkan menginap di rumahnya sekalian menonton bola kebetulan rumahnya di daerah Bintaro tidak jauh dari tempat tinggal saya yang di Kebayoran Lama. 

Tanpa bertanya kepadanya siapa yang bertanding bola malam itu saya pun mengiyakan ajakannya. Vespa jalan santai di jalan lengang dan sesekali kami mengobrol sambil menikmati rokok kretek. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline