Lihat ke Halaman Asli

Handy Pranowo

TERVERIFIKASI

Love for All Hatred for None

Perihal Timun Suri

Diperbarui: 24 April 2021   15:47

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

(foto: pinterest/apasajaada)

Kami tumbuh dan di petik dari ladang-ladang bekas tanam jagung dan sawi putih.

Kulit kami kuning, tubuh kami lonjong dan mengkal, harum menyegarkan, lagi suka di timang, suka di timbang.

Setahun sekali setiap bulan puasa kami lebih banyak datang, di angkut ramai-ramai dengan mobil bak oleh pengepul kemudian di susun rapi bertumpuk agar tidak saling bertumbuk.

Di bawa menuju pasar-pasar dan toko buah untuk di tawarkan kepada mereka yang jatuh cinta kepada kenangan masa kecil berpuasa.

Kami adalah idola dan kerinduan yang tak terbantahkan dengan berbagai khasiat yang belum tentu juga kalian kenal. Kalian lebih hapal nama-nama saluran tivi yang sering mengadakan hadiah thr lebaran dengan pajak di tanggung pemenang.

Kami kesegaran masa silam dan sudah tentu kesegaran bagi masa yang akan datang, bila saja lahan-lahan tempat kami tumbuh belum terganti jalan aspal dan pabrik-pabrik metal.

Sebagai pelengkap pelepas dahaga yang paling di gandrungi dan di tunggu, kami pun bersaing dengan kolang-kaling dan juga kelapa muda, meski kami tak pernah menjadi juara.

Biarlah kami temani kalian seusai tarawih, sehabis mengaji, selain kalian mendapat kandungan gizi rohani, kalian juga mendapati kandungan gizi jasmani. 

Kami ingin selalu menjaga marwah bulan ramadhan agar semarak dengan pesta kebaikan yang menyegarkan diri.

Kami yang rela pasrah di tanam oleh petani-petani miskin hanya berharap tidak pernah mati suri.

handy pranowo

24042021




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline