Lihat ke Halaman Asli

Handy Pranowo

TERVERIFIKASI

Love for All Hatred for None

Merangkai Judul-judul Puisi Kompasianer

Diperbarui: 27 Maret 2021   13:47

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dokpri

Akulah puisimu, menggenggam tunggu dari jendela rumah tua di Jakarta.

Pada gerimis dan kursi kosong, ketakutan manusia meninggalkan malam menjadi distorsi catatan perjalanan.

Cerita yang tak pernah usai, kebosanan, cinta terdahulu, penyesalan.

Namun kamu tidak sendiri, ku yakin kau tahu perihal menemukan, laut di atas langit, pecah dan patah, kisah kasih dan mimpi indah.

Penghargaan terbesar untuk dirimu tentang sayap-sayap yang terkembang, menyambut perjalanan ke dunia sana.

Melawan diri membuka rahasia daun yang gugur, namamu akan di tuliskan pada takdir langit dan jangan pernah menyerah.

Maaf bila aku tak sempurna, tentang lelah aku bercerita seperti yang sudah-sudah karena kalian adalah teman bertukar cangkir.

Dan aku benci menyanyikan senandung lagu selamat tinggal kepada kalian yang telah ziarah kubur kepada puisiku yang rebah.

Teruslah menulis puisi kawan, aku merindukan puisi-puisi indah kalian, kalian sangat menginspirasi.

Handy Pranowo

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline