Rambutmu yang tergerai jatuh menjadi hujan pertama di bulan ini.
Dan aku tak tahu bagaimana mencintaimu hingga membuatmu kelak merindu ingin.
Namun ketahuilah di mataku tersimpan kehangatan yang dapat membasahi hatimu yang dingin.
Kelak ketika semua itu mencair menjadi air mata, kau dapat membasuh luka-luka mu yang kering.
Bagiku mencintaimu adalah hal yang paling sulit ku mengerti sekaligus tak pernah ku sadari.
Sementara waktu terus mengajariku bagaimana menciptakan puisi.
Ketahuilah sayang, aku selalu ingin mencintaimu lebih.
Seperti pelangi yang menjuntai mewarnai langit, seperti hujan yang mengalir membasahi bumi.
Aku begitu ikhlas, begitu memahami perasaan dirimu yang selama ini menunggu di cintai.
Maka ku biarkan diriku terjebak dalam malam-malam penuh mimpi di mana kehadiranmu menyeruak menciptakan pagi.