Kita semua ini sakit, sakit jiwa, adakah orang yang tidak sakit jiwa hari ini? Apakah karena kita belum telanjang dan tertawa sendirian di jalan raya maka cap sakit jiwa belum ada dalam diri kita. Di jalan, di rumah, di sekolah, di kantor, di stasiun, di terminal, di pasar, di rumah sakit pastinya bahkan di rumah ibadah sekalipun.
Guru memperkosa muridnya, murid-muridnya ramai-ramai berjoget bikin video seronok, anak lelaki membunuh ibunya, ayah menghamili anak perempuannya, tokoh agama menyuruh kita menyimpan dendam, mengharuskan membunuh orang dan jamaahnya juga mengaminkannya. Dan di sana, pejabat kaya raya korupsi nilep uang rakyat, makan duit bansos. Sakit jiwa kita ini, sakit jiwa.
Hanya kemenangan-kemenangan saja yang kita pikirkan hari ini, kemegahan-kemegahan, kesuksesan-kesuksesan, hawa nafsu di umbar tanpa sedikit pun mau berpikir untuk berjuang, semua ingin cepat di gapai, semua ingin segera di tangan. Tuhan di singkirkan tak percaya lagi dengan tangan suciNya, tak percaya lagi dengan mulutNya. Seolah manusia mahkluk hidup yang paling berkuasa di alam semesta.
Sakit jiwa kita ini, sakit jiwa, termasuk aku.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H