Lihat ke Halaman Asli

Handy Pranowo

TERVERIFIKASI

Love for All Hatred for None

Aku Ini Belatung

Diperbarui: 23 Januari 2021   08:40

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Aku menggeliat keluar dari sisa-sisa makanan yang kalian buang, sisa-sisa makanan yang kalian beli dari uang haram. Bahkan tak jarang pula aku muncul dari daging tikus yang mati di selokan atau dari perih luka-luka yang teraniaya. Teman-temanku yang mati karena kemiskinan, sulit berobat sulit makan.  

Kehidupanku keras dan menjijikkan. Aku binatang jalang, biang penyakit, biang kerusuhan mesti di singkirkan atau di semprot disinfektan.
Aku hidup di kelembaban kumuh pemukiman yang tidak kebagian matahari pagi sebab terhalang bangunan-bangunan tinggi menjulang.

Aku merayap dari pintu dan jendela  yang tak pernah terkunci rapat, tergelepar di trotoar dan terinjak injak. Aku ini belatung yang tak tahu di untung. Aku ini belatung yang coba mengadu untung di tanah kelahiranku sendiri bukan di negeri orang.

Aku tak menyukai matahari senja, aku benci perubahan iklim yang di sebabkan rumah kaca . Aku tak mau menjadi lalat, aku tak ingin menjadi bahan peledak,  aku hanya ingin menjadi kupu-kupu atau capung yang bebas hidup tanpa di curigai sebagai penjahat atau antek-antek pemberontakan. 

Kupu-kupu manis atau capung jarum nan lentik, bagi kebutuhan ku yang hanya sedikit adakah kiranya kalian mau membantuku?

Lihatlah aku, hidupku, belatung kehidupan yang tak pernah berhenti mengetuk pintu hatimu sekedar bertamu menanyakan hak milikku yang kalian janjikan saat kampanye pemilu. Apakah aku berlebihan?

Handy Pranowo

23012021




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline