Lihat ke Halaman Asli

Handy Pranowo

TERVERIFIKASI

Love for All Hatred for None

Puisi | Potret Keluarga Miskin di Pinggiran

Diperbarui: 5 September 2019   23:54

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Sebentar lagi pagi datang mengecat warna langit menjadi merah menyala dan perempuan-perempuan lepas dari peluk lelakinya bergegas bangkit menghidupkan api di mulutnya.

Embun-embun di bakar, kabut-kabut di petik bekal sarapan, anak-anaknya yang tertidur di bangunkan di ajaknya berdoa agar mimpi indah semalam menjadi kenyataan.

Mereka memulai hari dengan cara sederhana cara yang di lakukan matahari ketika bergegas memanaskan bumi. Daun-daun tua berguguran, bunga-bunga kering tanpa wangi kehidupan.

Hari ini apalagi yang akan terjadi? Sesuatu yang bisa di tanamkah di jantung hati atau sekedar igauan masa depan yang terasa semakin bising. Mereka di hadapkan kegetiran yang abadi.

Burung tak dapat lagi di jaring, galengan sawah retak mengering, ikan-ikan sulit di pancing. Dan mereka memakan nasi sisa kemarin, kuning dan kering.

5 September 2019

Jakarta Selatan

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline