Ada kabut dalam celana dalammu, ada kabut menyingkap malu. Oh kabut malam, kabut subuh dan kabut biru mendera pintu-pintu rumah berpagar rindu.
Dan perempuan jalang sembunyi di balik kabut memelihara api jiwanya, api cinta asmara, api nafsu dusta derita. Maka melilitlah kabut dalam hatinya, melilit hingga ke dalam dada.
Ada kabut dalam celana dalammu ada kabut menyelimuti waktu. Oh betapa samarnya penglihatan kalbu sebab kabut memenuhi harapan-harapan palsu.
Dan kabut di hisap lelaki berandal di simpang jalan sambil menunggu kekasihnya datang membawa seikat kenangan yang di peram kabut perjalanan.
Ada kabut dalam celana dalam mu ada kabut bergerak lamban maka menarilah kita menarilah telanjang, kabut-kabut menutupi kehidupan. Menutupi dosa pertama saat pertama kali ciuman.
3agustus2019
Jakarta Selatan
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H