Melepasmu adalah keniscayaan yang harus meski sulit akan ku hapus. Hujan nyatanya memang tak pernah datang di Agustus kecuali derai air mata ketika harus melepasmu di jalan lurus.
Aku tak tahu doa apa yang mesti ku tinggalkan kepadamu agar tahun depan kau kembali datang tanpa harus membuatku menangis. Mari sini ku antar kau pulang, puaskah kau membuat hatiku teriris?
Ada yang pergi tak bisa di tahankan namun perjumpaan kembali pun entah kapan tak bisa di jadwalkan. Kita hanya sanggup mengisi lumbung-lumbung harapan tanpa kepastian. Kita cuma bisa berharap tak lebih tak banyak.
Kini September telah datang mengawalinya dengan senyuman, mendekap lebih kuat tubuhku yang terasa lunglai. Dunia ini hanya perkara datang dan pergi, sekejap, terlalu singkat bahkan sebelum kau mengenali wajah kekasihmu ketika hadir dalam mimpi yang pekat.
Seandainya saja kau mau mengerti sedikit saja dari arti kehilangan, sesungguhnya aku mau menemanimu sampai berhentinya waktu. Selamat tinggal Agustus, selamat jalan kenangan.
2 September 2019
Jakarta Selatan
Untuk adikku tersayang
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H