Mengakar cahaya jiwamu menerangi semesta kalbu mengepung putaran waktu yang telah terlampau jauh mengembara ke sudut-sudut ilham gaungNya yang teguh. Mencari apa yang pernah terlewati di masa lalu.
Ia terus bergerak merangkak menelusuri jalan yang tak berujung berharap menemukan sesuatu yang kekal di sela-sela jaman yang bebal. Ia berdoa terus berdoa meski cemas mengepal di dada.
Apa yang pernah di khawatirkan ketika memulai perjalanan semakin ia temukan, berhala-berhala dunia, manusia-manusia munafik, ujaran-ujaran kosong tanpa makna dan perilaku-perilaku tanpa adab yang di anggap hal biasa.
Ia tak ingin menjadi nabi, ia tak ingin menjadi wali, ia tak ingin menjadi apa-apa kecuali dirinya sendiri dan ia hanya berharap akan pertemuannya dengan yang gaib dan abadi. Maka di antara malam-malam yang gelap, ia terus nyalakan api tekad kesejatian.
Ia terus berdoa.
Terangilah jalanku ya Rabbi.
Kuasailah diriku dengan cahayaMu.
Jauhilah aku dari kegelapanMu dari tirai-tirai penutup yang pernah kau berikan kepada musuh-musuhMu.
Handy Pranowo
13june2019
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H