Mbok e, pak e aku datang mengetuk pintu rumahmu yang pernah ku tinggalkan, segenap rindu, segenap hasrat diriku ingin segera bertemu dan memeluk kalian merapatkan segala apa yang pernah jauh, meneteskan air mata rindu.
Mbok e, pak e, begitu panjang jalan terentang, mengusap kenangan-kenangan yang berjejer di setiap jalan. Bahkan telah ku bertahan di segenap cuaca siang dan malam mengorbankan segala demi sebuah kehidupan yang mapan.
Di kota-kota besar ruang udara selalu saja sesak bagi paru-paru yang rindu akan makna pulang. Pulang ke kampung halaman di mana lembaran-lembaran cerita bagai deru angin yang memanggil-manggil untuk datang.
Dan kini aku telah sampai langsung ku cium bau bawang goreng dan opor ayam yang keluar dari dapur kayu bakar. Ada kehangatan yang tak pernah bisa di bayar dengan apapun selain pulang.
Handy Pranowo
3mei2019
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H