Lihat ke Halaman Asli

Handy Pranowo

TERVERIFIKASI

Love for All Hatred for None

Puisi | Kali Hitam, Jaring Hitam

Diperbarui: 21 Juli 2018   00:44

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Kali hitam jaring hitam. Mengalir keruh air peradaban jaman. Luka-luka yang terbuka meneteskan darah, meneteskan nanah. Dan kita membuangnya ke kali, membawa petaka, membawa bencana. Sampah peradaban, sampah kehidupan terus mengalir entah kapan bisa di hentikan.

Oh ku endus pula bau anyir, bau keserakahan menempel di hidung yang pilek dan sulit terurai. Menempel pula baunya di seragam-seragam pemangku jabatan yang penuh dengan kemunafikkan. Janji-janji manis indah di selewengkan.

Kali hitam jaring hitam, membentang membelah hiruk pikuk kota yang kikuk. Kota yang sibuk, kota yang seharusnya menjadi acuan tatanan kota lainnya tetapi kini nampak bingung sebab kebijakan-kebijakan yang di hadirkan oleh tuannya seperti tanpa perencanaan yang matang, serba instant.

Oh, kota yang ramai penuh pendatang, kota yang megah di bangga-banggakan. Jakarta yang hingar bingar, Jakarta yang kehilangan tujuan. Jakarta yang ku sayang. Aku bersedih dan hendak kemana ku adukan kesedihanku yang terpendam.

Kali hitam jaring hitam terbentang tak dapat membendung bau keserakahan, tak dapat memperindah tampilan keadaan dan semua itu tak terbantahkan demi kepuasan nafsu belaka, demi omong kosong dan bualan.

Handy Pranowo

20July18

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline