Lihat ke Halaman Asli

Handy Pranowo

TERVERIFIKASI

Love for All Hatred for None

Sepi yang Sendiri

Diperbarui: 10 April 2016   22:18

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Bahkan kini sepi menyadari bahwa dirinya telah sendiri. 

Ia bertahan dalam tiupan angin, gelombang jaman serta deburan waktu yang tak pernah sekalipun 

menunggunya untuk bersama-sama pergi. 

Kini sepi mencari jalannya sendiri, melewati batas-batas hari, menapaki gelisah embun pagi, 

mencari sesuatu yang pasti di kemudian hari lalu menikung dalam kelam merobek bayang-bayang masa silam. 

 

Keterasingan terpancar di dalam raut wajahnya sendiri, bahkan ia lupa bahwasanya setiap musim bakal datang silih berganti .

Sementara mimpi ada di puncak ranting-ranting yang tinggi menggelantung tanpa terikat seutas tali hendak di capai namun luput tak usai.

Berbagai gambar kenangan tergores di atas langit bersama senja, awan dan bulan sabit.

Sebuah perpaduan nan sempurna berbagai rindu, cinta dan perih mengekal tanpa mengharap untuk kembali.

 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline